 |
PALEMBANG, SP - Dua mahasiswa dari masa aksi BEM se-Sumsel Benny (18) dan M Habib Burohim (21) mahasiswa diamankan Polresta Palembang diduga sebagai provokator aksi di depan gedung DPRD Sumsel berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019).
Keduanya dibawa dari lokasi aksi masuk ke mobil polisi hingga diamankan ke Mapolresta Palembang. Keduanya langsung dibawah ke Unit Ranmor yang tengah piket untuk dimintai keterangan yang sampai sekitar pukul 16.23 WIB.
Saat dibincangi M Habib Burohim mahasiswa Universitas Islam Negeri (UI) Raden Fatah semester 7 inibmengatakan, dia diamankan polisi ketika diketahuan melempar batu ke arah masa mahasiswa dan polisi yang lagi bentrok.
"Saya melempar batu ke arah masa dari kejauhan. Lalu ditangkap polisi dibawah ke sini,"ucapnya
Ketika ditanya penyebab dia diamankan karena diduga sebagai provokator dijawab oleh Habib Burohim tidak benar. Dia melakukan pelemparan batu karena kesal dan keluar secara spontan.
"Saya lempar karena ada teman yang pinsang kena gas air mata. Itu alasan saya kesal saja bukan sengaja provokasi,"ujar mahasiswa tercatat warga Perintis Kemerdekaan Kecamatan IT II
Lalu mahasiswa kedua diamankan Benny kuliah di Universitas Terbuka (UT) semester 1 mengaku tidak tau alasan dia amankan. Katanya dia tengah berada di kerumunan masa yang lagi bentrok langsung ditangkap polisi.
"Saya lagi di kerumunan masa tapi ada polisi yang menarik saya. Ternyata dibawah kesini tidak tau alasanya,"ucapnya
Bentrok diketahui lantaran Ribuan mahasiswa BEM se-Sumsel melakukan aksi penolakan RKUHP dan RUU KPK serta RUU Pertanahanrencananya akan di sahkan oleh Pemerintah serta DPR RI berujung ricuh di depan gedung DPRD Sumsel berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019).
Kericuhan itu bermula ketika mobil komando masa aksi dari mahasiswa yang tergabung dalam aliasi Sumsel melawan ingin masuk ke pagar pintu gedung DPRD Provinsi Sumsel di tahan.
Aparat polisi menolak mahasiswa masuk ke pelataran gedung DPRD. Alhasil massa memanas langsung melempari polisi dengan batu serta kayu. (mlm)
