PALEMBANG,SP - Badan Karantina Indonesia melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karantina Sumsel) ajak pengguna jasa berdiskusi tentang risiko peredaran media pembawa berbahaya di acara sosialisasi karantina dengan tajuk “Membangun Kepatuhan Bersama Mitra Ekspedisi” di Fave Hotel Palembang (24/11). Kegiatan ini sebagai langkah strategis memperkuat kepatuhan karantina di jalur pengiriman barang.
Kegiatan menghadirkan Narasumber Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Karantina Indonesia, Hudiansyah Is Nursal, Kepala Karantina Sumsel Sri Endah Ekandari, Ketua Asperindo DPW Sumsel Haris Jumadi, dan Cargo and Logistic Deputy Branch Head PT Integrasi Aviasi Solusi Ricky Rachmatsya dan diikuti para pelaku usaha jasa ekspedisi, asosiasi, dan mitra logistic.
Kepala Karantina Sumsel menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pelaku ekspedisi terkait dokumen dan prosedur karantina, terutama pada media pembawa berisiko seperti tanaman, hasil pertanian, hewan, produk hewan, ikan, maupun olahannya. Selain itu menumbuhkan budaya kepatuhan dan mitigasi risiko dalam proses pengiriman, khususnya pada jalur e-commerce yang terus meningkat.
"Kami juga mendorong sinergi yang kuat antara Karantina dan pelaku ekspedisi, sehingga setiap pihak dapat menjalankan perannya dalam menjaga keamanan hayati nasional," ungkapnya.
Sri Endah juga menekankan bahwa pelaku ekspedisi adalah garda terdepan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memegang peran penting dalam menekan potensi masuk dan tersebarnya HPHK, HPIK, dan OPTK melalui paket kiriman. Kehadiran penyelenggara jasa pengiriman hari ini menunjukkan komitmen nyata dalam memastikan bahwa lalu lintas komoditas berlangsung aman, sehat, dan sesuai ketentuan.
Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat, Hudiansyah Is Nursal turut mengingatkan bahwa di tengah tingginya mobilitas pengiriman barang, kepatuhan karantina menjadi kunci utama untuk menjaga keamanan hayati negara. Sosialisasi ini menjadi ruang untuk menyamakan pemahaman, memperkuat koordinasi, dan menciptakan proses pengiriman yang lebih tertib, cepat, dan sesuai aturan.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mendukung upaya pemerintah mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit melalui jalur logistik. “Kerja sama yang solid antara Karantina dan ekspedisi adalah fondasi ekosistem logistik yang sehat, aman, dan berdaya saing,” lanjutnya.
Kegiatan juga diisi dengan diskusi teknis dan tanya jawab mengenai aturan karantina, penanganan komoditas berisiko, alur pemeriksaan di bandara/pelabuhan, hingga peran strategis ekspedisi dalam mencegah pelanggaran dokumen karantina.
Pada kesempatan tersebut, diakhiri Penandatanganan Komitmen Bersama antara Karantina Sumsel dan mitra ekspedisi. Komitmen ini merupakan deklarasi kesungguhan untuk membangun budaya kepatuhan, memperkuat kolaborasi dalam pencegahan hama penyakit, mewujudkan layanan logistik yang aman dan tertib, serta mendukung traceability dan ketertiban administrasi dokumen karantina.
“Dengan komitmen ini, kami berharap sinergi Karantina dan mitra ekspedisi semakin solid dan menjadi contoh kolaborasi yang baik dalam menjaga keamanan hayati dan pangan Indonesia," kata Sri Endah. (rill)
