PALEMBANG,SP – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karantina Sumatera Selatan) menggelar kegiatan Literasi Lintas Sektor Menuju 100.000 Sultan Muda pada Kamis (11/12) di Palembang. Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan menuju Launching Aplikasi Go-Export Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan serta Pelepasan Ekspor Komoditas Unggulan Sumsel yang akan dilaksanakan pada 15 Desember 2025 mendatang di Pelabuhan Boom Baru Palembang.
Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari, dalam sambutannya menegaskan bahwa penguatan pemahaman pelaku usaha terhadap standar ekspor menjadi kebutuhan mendesak. “Literasi ekspor adalah kunci untuk memastikan komoditas Sumsel memenuhi persyaratan internasional. Dengan pemahaman yang tepat, pelaku usaha dapat menembus pasar global secara lebih percaya diri, berdaya saing, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Endah, forum tersebut merupakan langkah strategis dalam memperkuat kapasitas pelaku usaha dan mematangkan kesiapan daerah menghadapi tuntutan ekspor modern berbasis ketertelusuran. Kegiatan literasi menghadirkan pelaku UMKM potensial ekspor, eksportir pemula, akademisi, serta berbagai instansi pemerintah pusat dan daerah.
Endah menuturkan bahwa aplikasi Go-Export yang akan segera diluncurkan merupakan inisiatif Karantina Sumsel yang dikembangkan bersama Dinas Perdagangan, Dinas Kominfo, dan Universitas Multi Data Palembang (UMDP). Sistem ini dirancang untuk mengintegrasikan data komoditas dari hulu hingga hilir, memastikan setiap produk memiliki jejak digital yang dapat diverifikasi, serta memperkuat keamanan hayati dan mutu komoditas ekspor. Go-Export diharapkan menjadi instrumen utama dalam mendukung ketertelusuran dan peningkatan kepercayaan pasar internasional terhadap produk unggulan daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumsel, Amirudin, menyampaikan bahwa literasi lintas sektor ini menjadi ruang penting untuk memperkuat pemahaman bersama tentang data, regulasi, dan proses yang mendukung kelancaran arus komoditas. Ia menekankan bahwa kolaborasi antarsektor membuka peluang besar dalam meningkatkan kesiapan pelaku usaha dan efektivitas pelayanan publik. Pertemuan tersebut menurutnya mendorong setiap pihak menyamakan langkah agar pengelolaan informasi lebih akurat, terpadu, dan mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan. Ia berharap agenda tersebut menghasilkan pemahaman yang dapat langsung diterapkan dalam tugas harian.
Diskusi lintas sektor dalam kegiatan ini menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, termasuk percepatan sinkronisasi data antarinstansi, penguatan pembinaan UMKM menuju ekspor, serta finalisasi teknis Aplikasi Go-Export sebelum peluncuran resmi. Seluruh masukan tersebut menjadi dasar penting dalam memantapkan implementasi sistem ketertelusuran Sumsel.
Para narasumber dari instansi teknis turut memberikan pemaparan substantif yang memperkaya forum. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Efendi, menekankan pentingnya keamanan pangan dan kesehatan hewan sebagai persyaratan utama dalam rantai ekspor. Dari Dinas Kominfo Sumsel, Rika Yurista menegaskan perlunya integrasi data melalui pendekatan Satu Data. Masnun dari Dinas Perdagangan menjelaskan kelengkapan prosedur ekspor dan peluang peningkatan komoditas unggulan daerah. Sedangkan Karantina Sumsel melalui Catur Setiawan menyampaikan peran sertifikasi dan standar keamanan hayati dalam mendukung kelancaran ekspor.
Melalui kegiatan kolaboratif tersebut, Karantina Sumsel bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, UMDP, dan seluruh pemangku kepentingan menegaskan komitmen memperkuat ekosistem ekspor yang modern, terintegrasi, dan berkelanjutan. Diharapkan sinergi lintas sektor ini mampu memperluas akses pasar global, meningkatkan daya saing komoditas unggulan, serta melahirkan lebih banyak pelaku usaha muda yang siap bersaing di tingkat internasional.
