 |
PALEMBANG, SP - Lantaran sampah yang terus menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan tanpa adanya pengelolaan secara efisien, Pemerintah Kota Palembang saat ini tengah menggenjot proses Pembangkit Tenaga Listrik Sampah (PLTSa) sehingga lahan 25 hektar tersebut bisa dialihfungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Hal tersebut diungkapkan Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kota Palembang, Faizal AR, disela pembahasan addendum Perjanjian Kerja Sama Pembangunan PLTSa, Rabu (18/12/2019).
Faizal mengatakan, tumpukan sampah di TPA Sukawinatan saat ini menggunung dan kapasitas TPA seluas 25 hektar tersebut sudah overload. Sampah tidak terurai dan perlu teknologi khusus untuk mengatasinya. Sementara saat ini pembuangan sampah ke TPA Karyajaya dengan kapasitas 40 hektar.
"Sudah disiapkan pembangunan PLTSa dan Incenelator untuk penanganan sampah," kata mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang ini.
Seperti sebelumnya diketahui, PLTSa di Sukawinatan sempat berjalan tapi tidak dengan maksimal dengan metode sumur metan. Sehingga jika sampai sekarang masih menggunakan sumur metan, biaya operasional akan membengkak.
"Selama belum terealisasinya menanganan sampah, tumpukan sampah akan terus menggunung, sehingga inovasi yang direncanakan ini harus segera terlaksana, tidak sekedar wacana," katanya.
Salah satu upaya yang akan dilakukan untuk menggerus tumpukan sampah di TPA Sukawinatan adalah dengan PLTSa. Sehingga lokasi yang selama ini dianggap kurang termanfaat dampaknya bisa dirasakan masyarakat.
"Sampah-sampah itu nantinya akan diolah dan menghasilkan energi listrik," katanya.
Faizal mengatakan, Pemerintah Kota Palembang berencana untuk membuat tempat pembuangan akhir (TPA) Sukawinatan hilang dari kesan bau dan kotor. Sebab, sebelumnya ada Pemerintahan Korea Selatan (Korsel) yang tertarik untuk memajukan TPA Sukawinatan menjadi destinasi wisata berbasis teknologi.
"Menjadikan Sukawinatan tanpa bau dan kotor ini sudah direncanakan sejak lama, TPA Sukawinatan akan menjadi RTH baru di Palembang," katanya. (Ara)
