Direktur Utama PT. BCI Sumsel, Dr. Rusydi beserta jajarannya dalam rangka silaturahmi di Ruang Tamu Gubernur Sumsel, Senin (15/6/2020). (foto:ist) |
Restu tersebut diberikan saat menerima Direktur Utama PT. BCI Sumsel, Dr. Rusydi beserta jajarannya dalam rangka silaturahmi di Ruang Tamu Gubernur Sumsel, Senin (15/6/2020).
Menurut HD, setelah selesai dibangun dan mulai beroperasi, pabrik gula tersebut akan menjadi pabrik gula ke empat yang ada di Sumsel. Dengan demikian diharapkan tidak ada kelangkaan ataupun harga gula yang tinggi di Sumsel.
"Sangat tidak wajar sekali kalu gula langka dan harganya mahal jika di Sumsel ada empat pabrik gula, bahkan ada salah satu pabrik gula yang terbesar di Indonesia," ungkap HD.
Pada kesempatan yang sama, HD juga menegaskan agar pihak PT. BCI Sumsel mematangkan terlebih dahulu tekait permasalahan lahan.
Menurut HD, salah satu permasalahan terberat adalah lahan, sehingga perlu dipastikan. Bukan hanya perizinan saja melainkan juga bagaimana pengelolaan dari lahan itu sendiri, apakah tebu ini ditanam dilahan kering atau basah dan bagaimana pengelolaannya.
"Matangkanlah terlebih dahulu permasalahan lahan. Saya sambut baik ini, kalau permasalahan lahan sudah selesai yakin lah 70% pabrik tersebut akan selesai dan jadi," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT. BCI Sumsel, Dr. Rusydi mengatakan PT. BCI Sumsel merupakan konsorsium dengan perusahaan pabrik gula terbesar di Brazil dan Malaysia.
Lokasi pabrik sendiri berada di Kecamatan Sungai Rotan, Kab. Muara Enim seluas lebih kurang 20 ribu Ha berbatasan juga dengan Kecamatan Rantau Bayur, Kab. Banyuasin.
"Setelah pandemi Covid-19 ini berakhir kita akan segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Rencana membangun pabrik gula dan perkebunan tebu ini lebih fokus kepada plasma dan bibit tebu sendiri nantinya akan dikirim dari Brazil langsung," kata Rusydi. (rel)