Sebuah Catatan Aliran Dana Hibah kembali ditampilkan Jaksa Penuntut Umum dalam sidang perkara Masjid Sriwijaya di Pengadilan Tipikor Palembang
PALEMBANG, SP - Tim Jaksa Penuntut Umum (Kejati) Sumsel, kembali menampilkan sebuah buku catatan aliran dana di layar monitor dalam persidangan perkara dugaan korupsi dana hibah pembangunan Masjid Sriwijaya.
Catatan itu, ditampilkan kehadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor Palembang yang diketuai Abdul Aziz SH MH. Terlihat ada catatan yang bertuliskan 'Sumsel I'
Tertera dilayar monitor, seperti pada tanggal 16 November 2015, dengan keterangan uraian, P Syarif u/ Sumsel I, berjumalah 2,5 miliar rupiah, Via KP.
Tanggal 20 Januari 2016, Sewa Heli (Sumsel I) Rp. 300.000.000, Tunai ke Iwan (konfrm P Syarif), dan Tanggal 05 Februari 2016, P Syarif u/ Sumsel I, sejumlah Rp 2.343.000.000, Tunai ke Erwan.
Akan tetapi, saksi Ir Syarif selaku Direktur Keuangan PT Brantas Abipraya yang dihadirkan dalam sidang sesi kedua, berkelit bahwa dirinya tidak mengetahui tentang catatan tersebut.
Dalam sidang, saksi Syarif sempat membuat Jaksa Penuntut Umum dan Kuasa Hukum terdakwa Mukti Sulaiman geram.
Pasalnya, saat dicecar berbagai pertanyaan Syarif, banyak mengatakan tidak tahu dan terkesan melimpahkan semua tangung jawab kepada Dwi Kridayani (Terdakwa), selaku KSO PT Brantas Abipraya.
Menanggapi keterangan saksi Syarif yang banyak tidak tahu saat menjawab pertanyaan, Iswadi Idris SH MH kuasa hukum terdakwa Mukti Sulaiman menyanyangkan atas sikapnya dalam persidangan.
"Sangat disayangkan ya, seorang profesional memiliki jabatan tinggi tapi dalam persidangan banyak mengatakan tidak tahu seperti tadi," ujar Iswadi.
Dari BAP diketahui jika ada uang sebesar Rp 109.000.000.000 dari Rekening KSO mengalir ke Rekening PT Brantas Abipraya.
"Masak selaku Direktur keuangan dia tidak tahu. Itu yang membuat saya sedikit geram atas jawaban yang banyak tidak tahunya," tegasnya. (Ariel)
