Notification

×

Tag Terpopuler

Hadir Disidang, Sekda OKI Dicecar Soal Sengketa Pembebasan Lahan Tol

Monday, May 22, 2023 | Monday, May 22, 2023 WIB Last Updated 2023-05-22T07:18:32Z

Sekda OKI M Husin dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus pembebasan lahan Tol Kayuagung - Pematang Panggang di Pengadilan Tipikor Palembang (Foto : Ariel/SP)

PALEMBANG, SP - Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) M Husin dihadirkan sebagai saksi dalam sidang pembuktian perkara dugaan tindak pidana korupsi ganti rugi pembayaran lahan jalan Tol Kayuagung - Pematang Panggang yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 5 milyar, di Pengadilan Tipikor Palembang, Senin (22/5/2023).


Dalam perkara tersebut, menjerat terdakwa Pete Subur, Ansilah dan Kepala Desa Srinanti Amancik (alm).


M Husin dihadirkan dalam persidangan terkait jabatannya pada saat itu selaku Ketua Tim Penyelesaian Sengketa Lahan di OKI.


Dihadapan majelis hakim yang diketuai Sahlan Efendi SH MH, dalam keterangannya saksi M Husin mengakui dari pembebasan lahan telah terjadi kesepakatan 60 sampai 40 persen antara PT Rambang dan masyarakat.


"Saudara saksi selaku Sekda kan ada perjanjian antara PT Rambang dan masyarakat 60 sampai 40 persen. Yang menentukan pembagian siapa dalam perjanjian tersebut?," Tanya hakim.


"Kapasitas saya sebagai ketua SK Tim penyelesaian sengketa lahan OKI. Dalam penyelesaian ada mediasi tingkat kecamatan dan kabupaten. Sejarah penentuan ganti rugi saya tidak tahu bagaimana prosesnya, setahu saya 40 - 60 persen itu hasil kesepakatan antara masyarakat dan perusahaan yang mulia," jawab M Husin.


Kemudian hakim menegaskan terkait Surat Pengakuan Hak (SPH) dalam pembebasan lahan Tol Kayuagung-Pematang Panggang. 


"Siapa yang menentukan SPH?," Tegas hakim.


"Maaf yang mulia bukan kapasitas saya," jawab M Husin singkat.


Mendengar jawaban tersebut, lantas hakim menegaskan SPH yang berada di tanah negara.


"Makanya ini kami kaji lagi ya siapa yang menentukan pemberi ini. Lahan-lahan yang tidak tersentuh itu bearti milik negara kenapa ada SPH, jadi siapa yang menentukan lahan-lahan tersebut. Akan kami pertimbangkan semuanya, siapa yang bertanggung jawab sepenuhnya!," Seru hakim ketua.


Dalam dakwaan, bahwa terdakwa Pete Subur bersama-sama dengan Ansila dan Amancik (alm) selaku Kepala Desa Srinanti  Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir oleh karena tindak pidananya bersangkut paut satu dengan yang lain, berdasarkan ketentuan Pasal 141 huruf b KUHAP perkaranya diajukan dalam satu dakwaan.


Perbuatan terdakwa pada tahun 2016 bertempat di Desa Srinanti dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatannya atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sumatera Selatan sebesar Rp. 5.765.780.041,00. (Ariel)

×
Berita Terbaru Update