![]() |
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang Akhmad Musain |
PALEMBANG, SP - Upaya penanganan sampah dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Keramasan, Kertapati melalui pihak ketiga sudah lebih dari 25 persen dengan target operasional pada 2026.
PLTSa tersebut diyakini mampu mengurangi jumlah produksi sampah harian yang setiap harinya menghasilkan volume hingga 1.500 ton. Rata-rata sampah itu mendominasi dari produksi rumah tangga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palembang, Akhmad Mustain mengatakan, pembangunan PLTSa Keramasan sudah 25,47 persen dari total progres konstruksi.
"Dalam proses Konstruksi PLTSa, yang jadi komponen penting yakni, susunan menara cerobongnya," kata Mustain.
Terbaru dari laporan Juni 2025, menara cerobong sudah berdiri dengan ketinggian 23 persen. Sementara progres pemasangan baja dinding insinerator juga masih proses perakitan.
"Kami terus bergerak maju dan optimistis dengan progres ini. Semoga Oktober 2026, PLTSa ini sudah dapat beroperasi dan mengalirkan energi bersih untuk masyarakat," jelasnya.
Mustain mengklaim, insenerator akan menjadi bagian kunci dalam proses pengolahan sampah. Sistemasinya, sampah akan dibakar pada suhu tinggi untuk menghasilkan uap. Uap itu lalu, digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik.
Secara garis besar, PLTSa Keramasan akan memberikan kontribusi terhadap penyediaan listrik dengan proyeksi daya listrik dapat menghasilkan 20 megawatt (MW), dengan sekitar 17,7 MW akan disalurkan ke jaringan listrik PLN.
"Kita berharap, ini dapat memperkuat backbone listrik Palembang, yang seiring pertumbuhannya membutuhkan tambahan pasokan energi," ujarnya.
Setiap hari, Palembang menghasilkan antara 1.200-1.500 ton sampah, dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 14 ribu ton sampah per tahun.
"Melalui PLTSa ini, sebagian besar sampah dapat diolah menjadi energi listrik, sehingga mengurangi beban TPA (Tempat Pemrosesan Akhir Sampah)," katanya. (Ara)