PALEMBANG,SP – Lebih dari sepekan terakhir, masyarakat Kota Palembang merasakan panas menyengat yang seolah membakar kulit. Suhu udara yang nyaris mencapai 40 derajat Celsius terasa semakin ekstrem, terutama saat tengah hari.
Kepala Stasiun SMB II Palembang, Siswanto mengatakan, BMKG mengonfirmasi bahwa panas menyengat di Sumatera Selatan dalam seminggu terakhir, dengan suhu maksimum berkisar antara 32°C hingga 36°C, disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor meteorologis dan klimatologis.
Faktor-faktor utama tersebut adalah pertama, Gerak Semu Matahari yang berada di selatan ekuator sehingga memaksimalkan penyinaran ke wilayah Sumsel; kedua, masuknya periode puncak suhu maksimum tahunan di akhir Oktober; dan ketiga, kondisi atmosfer kering yang diperkuat oleh Monsun Australia.
"Kurangnya tutupan awan menyebabkan radiasi matahari (sinar UV) tidak terhalang oleh tabir awan dan diterima secara maksimal," katanya, Jumat (31/10/2025).
Selain itu, adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di perairan utara Indonesia juga turut memengaruhi pola aliran udara, cenderung menarik massa udara yang lebih kering ke wilayah selatan ekuator, sehingga lebih lanjut menghambat pertumbuhan awan di Sumatera Selatan.
Gabungan faktor-faktor ini membuat paparan sinar matahari terasa sangat maksimal dan menyengat. "Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi dehidrasi, mengurangi aktivitas luar ruangan yang terpapar langsung sinar matahari terutama pada siang hari serta waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak. Kami memprediksi kondisi ini secara bertahap akan mereda pada bulan November," katanya. (Ara)
