Notification

×

Tag Terpopuler

Gerakan Lapak Gratis Ayo Mengaji

Sunday, September 22, 2019 | Sunday, September 22, 2019 WIB Last Updated 2019-09-22T12:27:26Z
Suasana saat anak-anak belajar mengaji di Gerakan Lapak Gratis Ayo Mengaji (foto/lan)
PALEMBANG, SP - Car free day di Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau tepatnya di Taman Kambang Iwak Palembang, diramaikan dengan beragam aktifitas pengunjung, mulai dari senam massal, jogging, bermain di taman hingga sekedar menikmati udara segar di taman kota.

Diantara hiruk pikuk aktifitas pengunjung taman, ada satu aktifitas yang berbeda dan membawa aura ketenangan. Beberapa anak-anak berkumpul di Lapak Gratis Ayo Mengaji, sembari melantunkan indahnya ayat-ayat Al-Quran.

Gerakan Lapak Gratis Ayo Mengaji ini, ternyata sudah enam bulan digelar di Taman Kambang Iwak Palembang, yang berlokasi di Jalan Tasik Palembang.

Antusias pengunjung taman pun setiap minggu terus bertambah. Para relawan dengan senyum ramah, tampak tekun mendampingi anak-anak yang mengunjungi lapak ini, hanya untuk belajar mengaji.

Muhajirin, yang menjadi pelopor gerakan ini, menyambut dengan hangat para pengunjung taman yang ingin mengaji bersama.

Gerakan ini ternyata menjadi salah satu cara dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, untuk mengentaskan buta huruf Al-Quran di Kota Palembang. “Ide ini muncul dari keprihatinan saya karena banyak umat Islam yang belum bisa mengaji. Bahkan beberapa imam di masjid tidak fasih melafadzkan ayat Al-Quran, yang membaca surat Yaasin juga lebih banyak membaca tulisan Latin dibandingkan arab,” ujarnya, minggu (21/9/2019). 

“Gerakan ini akhirnya saya mulai di ruang publik secara gratis, agar menarik minat pengunjung. Alhamdulillah responnya sangat baik,” katanya.

Tanpa adanya sosialisasi, gerakan ini disambut baik oleh para pengunjung taman kota. Ada belasan relawan yang bersedia meluangkan waktunya tanpa dibayar,hanya untuk mendampingi pengunjung belajar membaca Al-Quran.

Tidak hanya anak-anak yang mendatangi lapaknya, banyak juga orang dewasa hingga lanjut usia yang tergerak untuk belajar membaca Al-Quran. Bahkan ada yang benar-benar buta huruf Al-Quran dan belajar tulisan arab dari Iqro. “Banyak juga orang dewasa, kita tidak pernah membedakan, bahkan senang jika mereka juga tergerak untuk belajar bersama di lapak kita. Dengan ada niat mengaji saja, sudah berpahala, apalagi jika ikut mengaji,” ucapnya.

Lapak Gratis Ayo Mengaji ini, rutin digelarnya setiap Minggu pagi, dari pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB. Bahkan setiap hari Kamis, dia bersama para relawan mengajar mengaji para anggota TNI dan warga sekitar di masjid Kodam II/Sriwijaya, di Jalan Jenderal Sudirman Palembang.

Sebagai alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), Muhajirin mengajak alumni ponpesnya untuk turut serta menyebarkan ilmu belajar mengaji ke para pengunjung. “Sebagian relawan adalah alumni dari Ponpes Gontor, ada juga dari mahasiswa saya di UIN Raden Fatah Palembang. Ada sekitar 30 orang relawan yang ikut serta menyukseskan gerakan ini,” ujarnya.

Muhajirin juga membuka lembaga belajar mengaji dan bahasa arab bernama Moba La-Tansa Palembang, yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Palembang.

Lembaga pendidikan non formal ini, baru tiga tahun didirikannya. Namun sudah banyak lulusan dari lembaga pendidikannya, yang masuk seleksi Pondok Modern Gontor di Jawa Timur.

Nabila Syafitri (11), pengunjung Taman Kambang Iwak Palembang, turut meramaikan Lapak Gratis Ayo Mengaji. Meskipun sudah khatam Al-Quran, tapi dia tidak segan untuk kembali mengaji bersama dengan para pengunjung lainnya. “Saya senang mengaji, apalagi ada lapak mengaji gratis di taman kota ini. Sekarang lagi mengaji Juz 2. Seru juga bisa bermain di taman kota sambil melanjutkan mengaji saya,” kata siswa kelas 6 SD ini.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, sebanyak 54 persen dari total populasi umat Islam di Indonesia yang belum dapat membaca Al Quran.

Untuk mengentaskan buta huruf Al-Quran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel sedang menggalakkan program Rumah Tahfidz di 17 Kabupaten/Kota di Sumsel. “Program ini menjadi prioritas kami, agar mengentaskan buta huruf Al-Quran di Sumsel. Ini akan kita galakkan minimal satu desa satu rumah tahfidz di 17 Kabupaten/Kota se-Sumsel,” ucapnya. (Lan)
×
Berita Terbaru Update