 |
PALEMBANG, SP - Sriwijaya FC masih memiliki pekerjaan rumah (PR) besar yang mesti dibenahi sebelum melawan, Blitar Bandung United, pada Senin (7/10/2019) mendatang.
Transisi permainan, dari menyerang ke bertahan, menjadi salah satu kelemahan Ambrizal dan Kolega sehingga dengan mudah dimanfaatkan oleh pemain lawan untuk mencetak gol.
Hal tersebut berkaca pada pertandingan melawan PSMS Medan Selasa (1/10/2019) lalu, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini dianggap terlalu enjoy dalam menyerang sehingga terlihat keteteran saat menghadang serangan balik dari tim Ayam Kinantan tersebut.
Akibatnya anak asuhan Jafri Satra ini dengan mudah menembus lini pertahanan Sriwijaya FC sehingga membuahkan 2 gol.
"Yang pasti evaluasi kita masalah transisi, karena saat menghadapi PSMS Medan kita keasyikan menyerang tapi lupa ke transisi bertahan, itu yang menjadi faktor kekalahan kita," ujarnya, Rabu (2/10/2019).
Menurut Juru taktik asal Solo ini pekerjaan rumah tersebut yang kini mesti diselesaikan anak asuhannya itu selama persiapan melawan Blitar Bandung United.
Apalagi lagi laga itu di gelar di kandang, tentunya kemenangan adalah harga mati bagi Sriwijaya FC untuk dapat mengamankan tiket 8 besar.
"Tapi kita masih ada dua sisa pertandingan lagi, jadi menghadapi Blitar kita kita harus bisa memenangkan laga, karena kalau kita menang kita bisa mendapatkan tiket ke delapan besar," ucapnya
Sementara itu memasuki pekan ke 21 Liga 2, Sriwijaya FC sendiri masih berada diposisi kedua setelah tergeser dari persita Tanggerang yang menjadi pemuncak klasemen barat.
Namun lain halnya dengan Blitar Bandung United, tim yang dijuluki satelit Persib Bandung ini masih terseok seok berada di zona degradasi yang kini terkunci di peringkat 12 dengan mengantongi 11 poin. (Nis)
