Notification

×

Tag Terpopuler

Pendidikan Karakter Siswa Melalui Penerapan Sekolah Adiwiyata

Thursday, October 24, 2019 | Thursday, October 24, 2019 WIB Last Updated 2019-10-24T08:21:57Z

OKI, SP - Kendati berada jauh dari Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ilir, namun keberadaan SD Negeri 1 Pancawarna terbukti mampu menorehkan sejumlah prestasi di dunia pendidikan terutama dalam hal lingkungan hidup. 

Tercatat tahun lalu, persisnya tanggal 23 Juli 2018, sekolah yang memiliki 350 siswa yang terbagi dalam 14 Rombongan Belajar, serta 10 Ruangan Belajar tersebut, mampu meraih beberapa penghargaan diantaranya, Penghargaan Peringkat 1 sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Sumatera Selatan. Selain penghargaan tersebut, sekolah yang  memperoleh program CSR dari PT Sampoerna Agro tersebut juga mengantongi penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten OKI. 

Kepala Sekolah Sugita mengatakan sekolah sebagai wadah pendidikan mesti tanggap terhadap berbagai isu lingkungan hidup. Pria yang fokus terhadap pendidikan ekologi ini mengatakan, sejak menjabat sebagai Kepala Sekolah tahun 2013 lalu, dirinya terus berupaya menyempurnakan pendidikan berkelanjutan, termasuk pengembangan pendidikan karakter yang merupakan bagian dari tujuan sekolah Adiwiyata,

"Sekolah sebagai wadah ilmiah dan memiliki peran strategis perubahan. Sistem pendidikan yang membelajarkan peserta didik untuk hidup berkelanjutan terutama terhadap keseimbangan ekologis yang berkelanjutan," ujarnya Kamis (24/10/2019).

Menurutnya, sekolah merupakan wadah terselenggaranya upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran yang mengaktifkan potensi pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik,

"Penerapan sekolah Adiwiyata bukan sekeda memenangkan lomba, namun harus selaras dengan prinsip edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Penerapan sekolah adiwiyata juga perlu dijalankan secara bersama, termasuk melibatkan seluruh perangkat seperti Komite Sekolah," terangnya. 

Mengenai peningkatan sarana dan prasarana sekolah sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar, Sugita mengaku  difokuskan pada perawatan bangunan dan fasilitas lainnya. Dikatakannya, meskipun gedung sekolahnya dibangun tahun 1985 lalu, namun hingga sekarang keberadaan bangunan tersebut terbilang representatif untuk ukuran pusat kegiatan belajar-mengajar,

"Perawatan berkala itu penting. Sekolah ini pun demikian, bertahap pembenahan dilakukan. Karena, ebagus apapun sekolah, kalau tidak dirawat, akan sia-sia saja, pasti akhirnya terbelengkalai," ujarnya. 

Terkait kabar miring yang menyoroti sejumlah persoalan sekolah ini, ia mengatakan harus disikapi secara berimbang. Menurutnya, tidak elegan jika membahas suatu masalah  tanpa melibatkan pihak yang berkaitan langsung dengan permasalahan itu sendiri, 

"Bukan berarti kami merasa benar, tetapi rasanya akan lebih baik lagi jika penjelasan dari pihak kami juga mendapat ruang yang sama. Selain menghindari fitnah, juga sebagai dukungan dalam mencegah berita Hoax," terangnya. 

Dirinya mengakui, dalam kepemimpinannya belum cukup sempurna, namun ia meyakinkan, bersama perangkat sekolah terus berusaha memberikan terbaik bagi siswa,

"Sikap tersebut berdampak terciptanya karakter siswa dalam menciptakan calon pemimpin masa depan," tandasnya. (RB) 
×
Berita Terbaru Update