![]() |
Koordinator Wilayah
TI Sumsel, Dina Mardiana mengatakan, tujuan diadakan kegiatan tersebut sebagai
ajang evaluasi anggota TI yang mana dalam enam bula terakhir sudah berjalan dan
mau melihat sejauh mana keterampilan masing-masing peserta yang mana setiap
bulan bertemu untuk belajar menjahit.
“Semuanya hasil
karya teman-teman yang diperagakan lewat fashion show ini, “ katanya, kemarin.
Selain fashion
show, juga digelar workshop bustier untuk peserta yang sudah mahir membuat
sebuah pola dan ini memang diluar tema tapi masih ada kaitannya dengan jahit
menjahit. Apalagi kebaya muslim untuk pernikahan untuk saat ini perlu ada
dalaman atau biasa di sebut bustier dan pesertanya da 24 orang yang mana untuk
pesertanya selain anggota TI juga ada masyarakat umum.
“Semua anggota TI
Sumsel, rata-rata ibu rumah tangga. Namun, mereka buka usaha dan hobi menjahit
dan kebanyakan dari Palembang. Ada juga dari luar kota, yakni Banyuasin dan
Prabumulih,” katanya.
Dina menambahkan,
untuk mentor TI di kota Palembang, kita bagi per wilayah yang mana setiap
wilayah ada mentornya masing-masing, seperti wilayah Jakabaring, plaju, bukit,
lalu ada wilayah lemabang, pusri dan wilayah perumnas.
Sementara itu
kesempatan yang sama Dwi Hastuti Ketua TI Kota Palembang, mengatakan dewan juri
untuk kegiatan lomba busana dan fashion show, yakni Magda Eliyati dari LPK Adis
Busana, Lilik Sahri, desainer, dan Rika dari Dinas Perindustrian Palembang.
“Sebelum
kegiatan fashion show, terlebih dahulu dilakukan pemotongan tumpeng oleh
Penasihat TI Sumsel Sri Maryati dan pembacaan doa,” katanya.
Dalam kegiatan
fashion show ini semua merupakan karya anggota TI. Karya-karya mereka
harus sesuai dengan modul TI pusat, Wiwid Hosanna. Dan penilaian nya
meliputi kriteria, model harus sesuai mode, keserasian warna, kerapian jahitan,
dan kreativitas. (dkd)