![]() |
(foto/ist) |
PALEMBANG,
SP
- Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Sumatera Selatan (Sumsel), masyarakat Sumsel termasuk Kota Palembang, bisa
menikmati fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC), meski hanya sebagian, hari
ini, Kamis (26/12).
Kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi Stasiun
Meteorologi SMB II Bambang Beny Setiaji mengatakan, Gerhana Matahari Cincin
terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris, dan pada saat itu
piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak
seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya."Wilayah
yang terlewati jalur cincin pada GMC 26 Desember 2019, salah satunya Provinsi
Sumsel. Adapun awal GMC terjadi pada pukul 10.35 WIB yang puncaknya terjadi
pada pukul 12.30 WIB dan berakhir pada pukul 14.20 WIB," kata Bambang Beny
Setiaji, Rabu (25/12).
Jika diamati dari Sumsel, gerhana matahari sebagian
mencapai 80 persen. Sementara di Pulau Jawa mencapai 70-80 persen. Di wilayah
Jakarta, misalnya. Bulan akan menutupi sekitar 72 persen permukaan Matahari.
Durasi cincin terlama dan magnitudo terjadi di Selat
Panjang, Riau selama tiga menit 38,9 detik dengan magnitudo gerhana mencapai
0,984. Dijelaskan juga, saat fase cincin terjadi, kecerlangan langitnya akan
meredup hingga seperti saat fajar atau senja, dengan puncak keredupan terjadi
saat puncak gerhana.
Durasi gerhana terlama di Indonesia terjadi di
Bengkalis, Riau selama 3 jam, 51 menit, 24,7 detik. Sedangkan durasi gerhana
paling sebentar terjadi di Merauke selama 2 jam 12 menit 11,2 detik. Di
Indonesia, waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Sabang, Aceh yang
terjadi pada pukul 10.03.11,9 WIB.
Meskipun peristiwa GMC di suatu lokasi dapat
diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut
dengan siklus tertentu. GMC sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah
GMC 22 Agustus 1998, yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan
Kalimantan bagian Utara, dan GMC 26 Januari 2009 yang jalur cincinnya melewati
Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan.
Adapun GMC yang akan datang yang dapat diamati di
Indonesia adalah GMC 21 Mei 2031, yang jalur cincinnya melewati Kalimantan,
Sulawesi, dan Maluku, sertaGMC 14 Oktober 2042 yang jalur cincinnya melewati
Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.
Bagi masyarakat Sumsel yang ingin menikmati fenomena
ini, diimbau untuk menggunakan kacamata gerhana matahari. Dimana terdapat
filter khusus untuk melihat matahari. Jangan gunakan kacamata hitam biasa.
karena segelap apapun warna lensanya, film foto, film rontgen atau alat optik
tanpa filter matahari.
Apalagi melakukan pengamatan dengan mata tanpa
menggunakan pelapis cahaya, karena dikhawatirkan bisa menyebabkan kerusakan
hingga kebutaan.(ara)