![]() |
Kondisi bus Sriwijaya Express ringsek saat kecelakaan |
PALEMBANG, SP – Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan membantah pihaknya kecolongan terkait
kecelakaan bus Sriwijaya Express di Liku Lematang, Pagar Alam, Senin (23/12)
lalu. Bahkan, pihaknya juga mengklaim secara rutin melakukan ramp check
angkutan umum.
“Tidak tahu itu. karena ini semua masih dilakukan tahap investigasi karena bus itu
berasal dari Bengkulu, bukan dari Sumsel,” ujar Kepala Dishub Sumsel, Nelson
Firdaus saat diwawancarai di Griya Agung, Kamis (26/12).
Untuk penyelidikan lebih mendalam, kata Nelson, pihaknya menyerahkan kasus
kecelakaan bus tersebut kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
untuk diinvestigasi.
Dia menerangkan KNKT juga memeriksa perusahaan otobus
(PO) Sriwijaya di Bengkulu. “Apa hasilnya dan bagaimana sanksinya nanti,”
jelasnya.
Nelson juga memastikan pemasangan rambu-rambu lalu lintas di sekitar lokasi
kecelakaan bus sudah banyak, termasuk mengimbau pengemudi untuk menyiapkan
kondisi fisik dan kendaraan yang baik saat melintasi kawasan Liku Lematang.
“Bisa saja kemungkinan sopir itu kelelahan. Termasuk juga jika kendaraan tidak
laik jalan dan tidak memenuhi syarat seharusnya tidak boleh dioperasikan,” katanya.
Pasca kecelakaan bus tersebut, Gubernur Sumsel Herman Deru menginstruksikan Dishub
Sumsel untuk melakukan uji petik terhadap semua bus. "Inspeksi di terminal
maupun di jalan raya. Tahun depan akan dilakukan uji petik oleh petugas di
waktu dan tempat yang tidak ditentukan," katanya.
Secara topografi, kata Deru, wilayah Sumsel mempunyai kontur yang beraneka
ragam. Sehingga aspek kehati-hatian harus diutamakan terutama di kawasan yang
memiliki banyak tikungan, tanjakan, maupun turunan.
"Imbauan untuk waspada setiap pengemudinya harus
terus diingatkan, karena bentuk jalan itu sudah tidak bisa diubah-ubah
lagi," jelasnya.
Deru juga meminta para pengemudi untuk tidak melanjutkan perjalanan jika merasa
ada yang salah dari aspek kendaraan. Termasuk, menginstruksikan Dinas
Perhubungan provinsi maupun kabupaten/kota untuk sigap dan tegas memberhentikan
kendaraan yang tak laik jalan.
Diberitakan sebelumnya, bus Sriwijaya Express dengan nomor polisi BD 7031 AU
rute Bengkulu-Palembang dilaporkan masuk ke jurang di Liku Lematang, Desa
Perahu Dempo, Kota Pagaralam. Bus yang dikemudikan oleh Very diduga mengalami
rem blong, kemudian terjun ke jurang, Senin (23/12) pada pukul 23.30 Wib.
Hingga kini jumlah korban yang telah dievakuasi
sebanyak 48 orang. Dengan rincian 35 tewas dan 13 selamat. Korban tewas telah
diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Atas kejadian ini, Polda Sumsel bakal memperpanjang
pencarian korban kecelakaan bus Sriwijaya yang jatuh ke dalam jurang selama 7
hari. Perpanjangan dilakukan lantaran diduga masih ada korban yang belum
ditemukan.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan, data dari pool bus
tercatat hanya 27 orang penumpang sedangkan jumlah korban yang telah ditemukan mencapai
48 orang.
“Pencarian ini akan ditambah tujuh hari kedepan
mengingat banyak penumpang yang tidak tercatat karena dari keterangan korban
selamat ada penumpang yang naik di perjalanan,” kata Supriyadi.
Posko Tim Disaster Victim Identification (DVI) juga
tetap dibuka lantaran disinyalir masih ada korban lain yang terbawa arus atau
terjebak di pusaran air sungai Lematang.(lan)