Notification

×

Tag Terpopuler

Ramai-ramai Buat Masker Kain

Monday, April 13, 2020 | Monday, April 13, 2020 WIB Last Updated 2020-04-13T02:41:45Z
Wawako Palembang, Fitrianti Agustinda saat melihat produksi masker yang dihasilkan oleh UMKM di Palembang. (foto:Dok Ara)
PALEMBANG, SP -  Sejumlah pelaku usaha kecil menengah (UKM) Kota Palembang ramai-ramai membuat masker dari kain. 

Sebelumnya, UKM tersebut mengalami dampak virus Corona (Covid-19) yang mengakibatkan lesunya perekonomian termasuk bagi sektor handycraft.

Ketua Gabungan Pengusaha Handycraft, Makanan (Gapeham) Palembang, Komariah mengatakan, sejak Pandemi Covid-19 dalam sehari pihaknya ditargetkan untuk menghasilkan 2.000 masker. Untuk itu, 400 UKM yang tergabung dalam Gapeham dikerahkan seluruhnya agar bisa memenuhi target pemesanan.

400 UKM tersebut, tidak sepenuhnya berasal dari usaha sandang seperti handycraft, namun ada pula sektor lain yang juga turut menggeluti pembuatan masker kain agar sama-sama bisa menyesuaikan target pembuatan masker kain.

"Karena order sudah tidak ada lagi, jadi kita ganti pakai masker dan Alhamdulillah 2.000 masker selalu tembus. Karena seluruh UMKM yang ada di Gapeham sekitar 400 jumlahnya produksi masker," katanya.

Ia mengatakan, pemesanan masker kain datang dari berbagai lapisan stakholder, baik pemerintah daerah, instansi vertikal dan perusahaan yang berkantor di Palembang. "Ada juga pesanan dari Pertamina, kalau yang sedang dikerjakan ini pesanan dari Pemkot Palembang," ujarnya.

dijelaskannya, jenis bahan yang digunakan untuk membuat masker kain sebetulnya bermacam-macam, namun untuk yang dikerjakannya saat ini adalah jenis bahan katun dan balotelli. 

"Karena semua banyak yang butuh kain, jadi kita gunakan katun dan bolateli untuk buat masker," katanya.

Dari segi kualitas bahan, terangnya, kain balotelli cenderung lebih sedikit mahal biaya produksinya dibandingkan katun. 

"Kalau pesanan modal Katun sekitar Rp6.000 termasuk upah jadi jual paling tidak Rp8.000, kalau bolatelli nett Rp9.000 modal dan upah jadi jual paling rata-rata Rp10.000," katanya.

Di tengah Pandemi Covid-19, pihaknya tak bisa mematok harga terlalu tinggi bahkan sampai mencari untung, mengingat ini sebagai musibah yang harus kita hadapi bersama. 

"Kita tidak mematok harga mahal kasian juga, tergantung pesanan mau bahan maskernya apa," katanya. (Ara)
×
Berita Terbaru Update