Notification

×

Tag Terpopuler

Rp 95 Juta 5 Hari

Wednesday, May 06, 2020 | Wednesday, May 06, 2020 WIB Last Updated 2020-05-06T03:11:22Z
Satpol PP Kota Palembang Saat Melakukan Razia masker Bagi Pengendaradi Jalan Tanjung Api-Api palembang, Selasa (5/5), (foto/kar)
- Karantina Masker Dinilai Tak Efektif

PALEMBANG, SP -  Pemerintah Kota Palembang telah menghabiskan dana sebesar Rp 95 juta untuk operasional karantina masker di asrama haji. Berupa, sewa kamar, akomodasi makan-minum serta transpor panitia. Sementara, proses sangsi karantina bagi warga yang melanggar intruksi walikota Palembang Nomor 1 tahun 2020 dinilai tidak efektif dan tidak konkrit. Saat ini, proses karantina resmi diperpanjang 7 hari dengan dana masih diusulkan.

Ketua Bidang Pencegahan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Palembang, H. Ahmad Zulinto mengatakan, perpanjangan dilakukan karena kebijakan karantina masker tersebut dinilai efektif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar sadar dan turut dalam proses pencegahan penyebaran Covid-19.

“Untuk tahap awal, selama lima hari itu kita ajukan biaya sebesar Rp95 juta. Dari dana itu ada anggaan untuk sewa kamar sebesar Rp200 ribu per kamar, biaya makan sebesar Rp25 ribu per orang dan juga untuk panitia,” kata Zulinto, kepada Sumsel Pers saat memantau proses karantina di Asrama Haji Palembang, Selasa (5/5).

Menurut Zulinto, pihaknya telah menyediakan sejumlah kamar yang tak terbatas untuk menampung para warga yang masih ngeyel untuk tetap keluar rumah tanpa menggunakan masker. 

“Jumlah kamar akan kita sesuaikan dengan jumlah warga yang terjaring razia pada setiap harinya. Setiap kamar akan diisi oleh dua orang tanpa pendingin ruangan, televisi dan sejumlah fasilitas lainnya,” ungkapnya.

Dia mengaku, pihaknya juga memberlakukan penyitaan handphone selama proses karantina dilaksanakan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyalahgunaan alat elektronik selama proses karantina berlangsung. 

Terkait biaya yang digunakan selama karantina, Zulinto mengaku diambil dari dana pencegahan Covid-19 Kota Palembang dengan sistem pengajuan proposal ke pihak pemerintah Kota Palembang. 

Tak hanya itu, pada tahap perpanjangan masa karantina masker, pihaknya juga akan menyediakan biaya transport bagi panitia yang terlibat dalam proses karatina dilaksanakan. 
“Untuk biaya tahap karantina tambahan selama 7 hari kedepan belum ada. Baru akan kita ajukan dalam beberapa hari ini setelah proposalnya selesai disusun,” tegasnya. 

Ditambahkan Zulinto, selama proses karantina masker, dakuinya jumlah warga yang melanggar pada hari pertama hingga hari ke tiga terbilang cukup banyak. Namun pada hari keempat berkurang dan hanya terjaring 25 orang saja, hari kelima ada 17 orang yang terjaring razia dan hari keenam ada 24 orang. 

“Kita yakini ini salah satu tindakan yang bisa memberikan efek jera kepada masyarakat untuk sadar memakai masker saat di luar rumah dan ikut berpastisipasi dalam pencegahan penyebaran Covid-19,” terangnya. 

Manager Operasional Asrama Haji Palembang, Ahmad Yadi membenarkan, jika sarana Asrama Haji disewa sebagai lokasi untuk karantina masker di kota Palembang. 

Menurutnya,  pihaknya menyediakan gedung Madinah yang memiliki 40 kamar yang bisa dipakai untuk karantina masker. 

“Kita ada tiga gedung, gedung lama, gedung Madinah dan gedung Jeddah. Untuk Gedung lama biaya sewa dibandrol 165 ribu, gedung Madinah satu kamarnya dibandrol Rp300 ribu dan gedung Jeddah satu kamar dibadrol Rp 420 ribu per hari,” ungkapnya sat di konfimrasi via telepon. 

Yadi menjelaskan, pihak panitia karantina masker sendiri telah menyewa gedung Madinah dengan kapasitas 40 kamar. Menurutnya, jumlah kamar yang terpakai beragam setiap harinya sesuai dengan jumlah masyarakat yang dikarantina.

“Harganya Rp300 ribu per kamar. Tetapi saya kurang mengetahui jika ada pengurangan menjadi Rp200 ribu per kamarnya karena itu bukan kebijakan saya untuk memberikan harga yang lebih rendah dari harga pasaran,” ucapnya.

Dia mengaku, hingga hari ke enam diberlakukannya karantina masker, tercatat sudah ada sekitar 78 kamar yang telah disewa. Jumlah tersebut termasuk jumlah kamar baik yang digunakan warga yang dikarantina maupaun panitia. 

“Kapasitasnya empat orang, tapi digunakan hanya untuk 2 orang saja. Berbagai fasilitas tidak digunakan seperti televisi, pendingin ruangan sesuai dengan permintaan panitia. Namun, fasilitas mandi tetap disediakan seperti handuk, sabun dan lain sebagainya,” tegasnya.(kar)
×
Berita Terbaru Update