Notification

×

Tag Terpopuler

Sulap Barang Bekas Jadi Kerajinan Tangan Bernilai

Tuesday, May 05, 2020 | Tuesday, May 05, 2020 WIB Last Updated 2020-05-05T02:59:34Z
Ilustrasi, (foto/net)
PALEMBANG, SP - Beranggotakan para perempuan kreatif, Komunitas Sumsel Crafter mampu menciptakan karya luar biasa dari barang-barang bekas tak terpakai. Bahkan hasil handmade mereka pun menjadi bernilai yang melahirkan pundi-pundi uang.

Ketua Sumsel Crafter Ria Bulan Suci mengatakan, saat ini ada 55 anggota yang tergabung dalam komunitasnya. Baru terbentuk pada 23 Mei 2019 lalu, Sumsel Crafter sudah cukup banyak berkarya dengan kreasi unik dan bermanfaat.

"Gak cuma ibu-ibu, yang masih muda ada juga ikut Sumsel Crafter. Soalnya anggota kita rata-rata pengrajin Palembang yang punya usaha rumahan. Walau belum lama tergabung, tapi tiap bulan selalu nyempetin kopdar ngebahas ide-ide baru," kata dia kepada IDN Times, Minggu (3/5).

Ria menceritakan, Sumsel Crafter awalnya terbentuk dengan tidak sengaja dari pertemuan di grup facebook. 

"Pertama kita gak saling kenal, tapi sering sharing di kolom komentar grup crafter akhirnya karena hobi sama langsung rencanakam kopdar dan tukerang kontak," ujarnya.

Sejauh ini, ucapnya, hasil kreasi Komunitas Sumsel Crafter sudah banyak dijual di pasaran. Beberapa karya jajaan mereka pun sudah masuk mal dan pameran-pameran di Palembang.
Dijelaskan Ria, sasaran utama penjualan hasil karya Sumsel Crafter memang ditunjukkan untuk peralatan aksesoris rumah tangga dengan model rustic yang dalam satu hari pembuatan karya bisa menciptakan puluhan handycraft.

"Mengolah bahan bekas yang mungkin kalau orang liat sampah, kalau kita jadi harta karun. Dari bahan dasar tutup botol, benang kiloan, kain bekas jahit, sedotan dan banyak lagi bisa kita olah recycle jadi karya baru," jelasnya.

Ria menuturkan, beberapa kreasi Sumsel Crafter sudah melahirkan karya seperti, kado mahar, kotak wadah tisu, vas bunga, hiasan pintu kamar, tempat alat make-up, gantungan tirai jendela, bingkai jam dan banyak lagi. 

"Per karya mulai dijual seharga Rp10-500 ribu. Sistem pemasarannya dengan cara pinterest online. Karena handmade jadi barang kami limited edition," tuturnya.

Selama berkarya, kata Ria, hal tersulit selain susah mendapatkan bahan utama handmade. Permasalahan lain adalah memunculkan ide. 

"Kalau bahan nyari sendiri, kadang dikasih, kadang juga beli kain sisa. Tapi paling ribet kalau udah kehabisan akal untuk karya baru," tambah dia.

Sementara, menurut salah satu anggota Komunitas Sumsel Crafter, Selfi Anggraini, hal yang perlu diperhatikan dalam membuat handmade adalah ketelitian, peka terhadap lingkungan dan harus jeli.

"Hati-hati juga, apalagi mau buat motif karya harus sabar dan sesuai mood. Anggota di sini punya skill masing-masing dengan karya bidang menguasai beda-beda. Kalau saya fokus ke kreasi hantaran," terangnya.

Biasanya, bahan utama membuat box hantaran memanfaatkan bahan bekas dari karung goni, kaleng rokok dan variasi kain bermotif. 

"Sekalian mengasah kemampuan diri sekaligus nambah pendapatan. Karena orang kreatif gak ada habisnya," tandas dia. (Kar)
×
Berita Terbaru Update