 |
| PLTU Bukit Asam Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim (Foto:Net) |
PALEMBANG, SP – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyorot limbah B3 milik PLTU Bukit Asam yang berada di Kabupaten Muaraenim.
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sumsel, MF Ridho mengatakan, telah melakukan kunjungan ke PLTU Bukit Asam, Tanjung Enim, Kabupaten Muaraenim beberapa waktu lalu.
Dari hasil kunjungan tersebut, didapatkan hasil laporan masyarakat jika PLTU tersebut menggunakan tenaga uap dengan bahan bakar batubara.
Dan dinilai limbah B3 tersebut sudah terbilang menggunung karena sudah beroperasi selama 33 tahun lalu.
“Hasil pembakaran batubara itu menjadi limbah golongan B3, kami bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumsel mengecek SOP pengelolaan limbah B3 di PLTU itu,” katanya usai rapat paripurna DPRD Sumsel, Senin (28/9/2020) lalu.
Dijelaskannya, Dinas Lingkungan Hidup juga telah menurunkan tim laboratorium untuk mengecek limba B3 tersebut.
“Kita menunggu hasil cek lapangan tentang tehnis standar lingkungan hidup pengelolaan limbah yang ada di PLTU tersebut,” ujarnya.
“Karena dari pandangan kami disana limbah B3 itu sudah menggunung dan undang-undang lingkungan hidup jelas limbah B3 itu harus di keluarkan dari tempat asal sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan khususnya lingkungan sekitar,” kata politisi partai Demokrat ini.
Menurutnya, limbah B3 merupakan limbah yang berbahaya, tentunya untuk jangka panjang kalau hujan airnya mengalir ke saluran dan ujungnya ke sungai dan ini berbahaya.
“Kalau limbahnya limbah biasa itu saja harus diatur apalagi ini limbahnya limbah B3, sehingga maksudnya keberadaan PLTU ini juga itu menjadi hal bermanfaat tanpa mencemari lingkungan dan mengorbankan masyarakat untuk jangka waktu tertentu, lingkungan hidup itu harus sesuai dengan pengelolaannya,” katanya.
Diketahui, PLTU Bukit Asam tersebut telah berdiri sejak 33 tahun silam dan memasok listrik di Sumsel bahkan sampai ke Aceh. (Dor)
