Notification

×

Tag Terpopuler

Biaya Ibadah Umrah Naik, Tunda Keberangkatan

Wednesday, February 16, 2022 | Wednesday, February 16, 2022 WIB Last Updated 2022-02-16T10:01:26Z


PALEMBANG, SP -
Sejumlah calon jemaah umrah di Kota Palembang memilih menunda kepergian, karena biaya umrah naik, salah satunya karena ada biaya karantina juga test Swab PCR.

Padahal jemaah dari Indonesia termasuk asal Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) sudah diizinkan datang ke Arab Saudi sejak awal 2022.  

General Manager Zafa Tour Palembang, Kemas Ronal Rizky menambahkan, sejak keberangkatan perdana pada 19 Januari 2022, calon jemaah yang diprioritaskan pergi adalah jemaah tahun sebelumnya yang tertunda tidak boleh berangkat.

"Kalau jemaah baru mau berangkat, kalau ada slot kosong baru bisa. Jemaah lama juga menambah biaya keberangkatan," katanya, Rabu (16/2/2022).

Peningkatan biaya umrah tahun ini dipengaruhi adanya kebijakan karantina, kewajiban swab test paling tidak dinyatakan negatif setelah dua kali uji klinis dan ada peningkatan pajak dari Pemerintah Arab Saudi hingga 10-15 persen serta penambahan biaya asuransi Covid-19.

"Karantina sekitar 5 hari atau setelah 2 kali swab. Jadi berangkat umrah sekarang bisa 20 harian. Untuk harga sekarang Rp31 juta keberangkatan ditambah karantina Rp5,5 juta," katanya.

Owner Kirana Tour Travel Palembang, Rizki Mailan Sari mengatakan, Kirana Tour Travel memberikan paket keberangkatan umrah dengan harga Rp21-25 juta dengan destinasi perjalanan di luar umrah. Namun karena kenaikan biaya, sekarang biaya di atas Rp25 juta.

"Biaya lebih mahal untuk karantina, belum lagi resiko jika pas swab terindikasi corona atau aturan yang mendadak berubah, walau sudah beli tiket pesawat," katanya,

Aturan saat ini, di hotel dalam satu kamar hanya 2 orang jemaah biasanya 4 orang. Kemudian tidak ada lagi destinasi tour, kapasitas bus harus sesuai prokes dan dikurangi.

"Belum ditambah biaya karantina. Ini buat travel jadi naik," katanya.

Kendati minat keberangkatan umrah dari Palembang masih ada, namun dirinya tak memungkiri jika ada penurunan calon jemaah dari kalangan masyarakat dengan pendapatan minimal akibat harga yang tinggi.

"Peminat menengah ke atas tetap ada tentunya, yang uang berlebih. Tapi yang menengah ke bawah, mereka masih menunggu lagi," katanya. (Ara)

×
Berita Terbaru Update