Notification

×

Tag Terpopuler

Ajak Konsumen Kembali ke Alam

Friday, October 04, 2019 | Friday, October 04, 2019 WIB Last Updated 2019-10-04T08:03:01Z

- Ayo Nikmati Makan di Maatoa Eco Canteen

PALEMBANG, SP - Menikmati makan lengkap dengan nuansa alam nan segar dan udara bersih, tak ada salahnya mencoba ke  Maatoa Eco Canteen and Sustainability Space di jalan sungai Sahang Ilir Barat I Palembang. Tempatnya sederhana. Lingkungannya teduh dipayungi beraneka ragam pohon. 

Pengunjung bakal disambut dengan bangunan serba kayu yang bersahaja. Mulai dari tiang bangunan, perabotan seperti meja dan tempat duduk, semuanya terbuat dari batang kayu. Tasmania Puspita (66) atau lebih akrab disapa Ibu Tas, merupakan pensiunan dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya. 

“Tiga tahun jelang pensiun saya mulai ‘mulung’. Ada banyak batang kayu besar yang ditebang dan dibuang tetangga begitu saja. Itulah yang kemudian saya ambil dan simpan. Akar pohon itu saya bersihkan. Saya bikin jadi kaki meja. Batangnya saya minta bantuan seorang tukang untuk dibikin tempat duduk,” jelasnya.

Sebetulnya tujuan awalnya, usai pensiun adalah membuka galeri. Namun, ia sadar Palembang belum memiliki iklim berkesenian seperti layaknya Jogja atau Bali. Ia kemudian teringat empat puluh tahun silam, saat masih mahasiswa di Jogja, ia memiliki keuangan dan akomodasi yang sulit. Tiga hari jelang akhir bulan, ia kerap tak punya uang lagi buat makan.

Beruntungnya, ia mahir menjahit, menyulam, merenda, menukang, dan lainnya. Keterampilan itulah yang dijajakannya kepada tetangga agar dapat ditukar dengan seporsi makanan.


“Tidak bisa ngebon lagi di warung. Takut kebanyakan tidak bisa bayar. Sejak itu, saya berniat, saya ingin membantu memberi makan mahasiswa dengan harga yang semurah-murahnya,” kenang Ibu Tas.


Karena itu, jangan heran di Kantin Maatoa pengunjung bisa mendapatkan makanan murah meriah dengan kandungan gizi yang lengkap. Misalnya, paket mahasiswa dihargai Rp 5.000 saja. Pengunjung sudah bisa menyantap nasi, tempe atau tahu, ikan asin, sayur asem, sambal, lalapan, dan kerupuk.


“Meskipun harga nya murah, akan tetapi saya sangat menjaga kualitas bahan akanan. Ia setiap pagi berbelanja sendiri memastikan semua bahan makanan segar,” katanya.  

Sebab tidak boleh ada bahan makanan yang masuk kulkas. Semua harus habis hari itu juga. 
Di Maatoa tidak ada menu daging, ayam broiler, dan tidak ada tepung gandum. Alasannya faktor kesehatan. 

“kita menjual menu healthy food. Kalau rasanya enak, itu cuma bonus. Kita juga gunakan minyak kelapa. Biarpun mahal yang penting sehat. Terasi dibuat dari ikan, bukan udang. Saya produksi sendiri dari ikan kecil untuk pastikan tidak ada bahan kimiawi buatan,” ujarnya.

Kantin Maatoa punya visi untuk meminimalkan penggunaan plastik. Di sini tak ada peralatan makan terbuat dari plastik. Yang digunakan adalah piring dan gelas dari stainless, alumunium, porslen, keramik, atau beling. Yang organik gunakan bakul dari anyaman lidi dan rotan atau mangkuk dari batok dan batang kelapa. 

“Mulai dari belanja kita bawa wadah sendiri. Memang tidak bisa nol plastik, tapi kita usahakan betul untuk hindari,” ujarnya.

Selain merusak lingkungan, dijelaskannya, partikel Polietilena tereftalat (PET) yang berukuran nanometer tidak bisa terurai dan sangat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Oleh sebab itu, pengunjung yang ingin membawa makanan dari Maatoa ke rumah, ia menganjurkan untuk membawa sendiri wadahnya. 

“Terutama untuk makanan berkuah, kita tak siapkan plastik. Kalau yang kering, kita bisa bungkuskan dengan daun,” jelasnya.

Harga yang ditawarkannya pun sangat terjangkau, seperti menu-menu nasi gado-gado, nasi sop ayam kampung, nasi telur ayam kampung, nasi pecel lele, nasi ayam kampung geprek, dan nasi ayam kampung goreng, yang serba lengkap dibanderol mulai Rp 8 ribu-18 ribu saja. 

Diakuinya dengan harga makanan yang ditawarkan sangat murah ini untung yang didapat sangat kecil. “Cukup untuk menggaji empat pegawai, kita numpang makan, bayar-bayar rekening tagihan, dan lainnya,” katanya. (dkd).
×
Berita Terbaru Update