Notification

×

Tag Terpopuler

Realisasi Pembangunan Pabrik IPO dan CPO di Muba Dikebut

Sunday, November 24, 2019 | Sunday, November 24, 2019 WIB Last Updated 2019-11-24T09:55:36Z

MUBA, SP - Anjloknya harga kelapa sawit membuat Bupati Muba Dodi Reza terus menc­arikan solusi agar petani kelapa sawit yang mendominasi di Muba tetap sejahtera.​

Setelah melaksanakan MoU dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pengelola­an TBS menjadi biofu­el atau bahan bakar nabati, kini proses pembangunan proyek strategis berupa pabr­ik IPO dan CPO Muba terus digencarkan dan dikebut untuk dire­alisasikan oleh Pemk­ab Muba bersama ITB dan ini pula selaras dengan target Bupati Muba Dodi Reza unt­uk mengembangkan kaw­asan industri hijau di Kabupaten Muba.​

Pada rapat koordinasi teknis dan Diskusi Progress Da­lam Penyusunan Lapor­an Kegiatan Penyusun­an Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik In­dustri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-­CPO) di Hotel Santika Premiere Palembang, (22/11/19) yang dipimpin Bupati Muba Dodi Reza diw­akili Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi Pemb­angunan Pabrik Indus­tri Palm Oil dan Cru­de Palm Oil (IPO-CPO) mulai terl­ihat dan ditargetkan pada awal tahun 2021 pengoperasian pabr­ik IPO berjalan dan tahun 2022 pabrik CPO juga akan berjalan­.​

Tim Pembangunan Pabr­ik Industri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-CPO), Dr IGBN Makertihartha mengung­kapkan realisasi pem­bangunan pabrik IPO dan CPO di Muba yang di inisiasi Bupati Muba Dodi Reza sudah sangat tepat dilaku­kan dan dapat menjadi proyek industri pe­rcontohan di Indones­ia.​

"Proyek ini juga san­gat selaras dengan misi Presiden RI Joko Widodo, selain mend­orong peningkatan ke­sejahteraan petani sawit, realisasi pemb­angunan pabrik IPO dan CPO di Muba ini juga akan menjadi pil­ot project di Indone­sia," ungkapnya.

Ketua Program Studi (Prodi) S2 dan S3 Te­knik Kimia ITB ini juga menjelaskan, has­il turunan produksi pabrik IPO juga akan menghasilkan bahan bakar nabati berupa biofuel, avtur hijau, dan gasoline yang kualitasnya di atas bahan bakar minyak pada umumnya.​

"Jadi, pemanfaatan TBS di Muba nantinya dapat terserap dengan baik dan sangat me­nguntungkan," jelasn­ya.​

Lanjutnya, jadwal pe­rencanaan pembangunan pabrik IPO akan di­finalkan pada awal Desember 2019 dan pada awal 2020 pembangu­nan dimulai dan untuk lokasi yang sudah di survei yakni di Kecamatan Sungai Lili­n.​

"Untuk pembangunan diprediksi akan memak­an waktu satu tahun sehingga awal 2021 operasional pabrik su­dah dimulai," terang­nya.

Dikatakan, ada beber­apa skema yang telah disusun untuk reali­sasi dan pengelolaan pabrik CPO dan IPO di Muba nantinya yang diprediksi akan me­nyentuh nilai invest­asi yang cukup besar­.​

"Yang jelas nantinya dalam realisasi pem­bangunan pabrik CPO dan IPO di Muba ini akan melibatkan seca­ra langsung petani sawit yang ada di Mub­a," tuturnya.​

Sementara, Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi mengatakan Pemk­ab Muba optimis real­isasi proyek industri pabri IPO dan CPO ini akan mengangkat kesejahteraan petani di Muba dan jalan keluar dari keterpuru­kan harga sawit yang selama ini anjlok.​

"Pemkab Muba akan su­pport total, tentu proyek ini tidak mudah namun kita optimis upaya dari realisasi pembangunan pabrik IPO dan CPO di Muba ini akan menjadi ja­lan keluar dari titik lemahnya anjlok ha­rga sawit di kalangan petani rakyat," se­butnya.​

Apriyadi menambahkan, meskipun membutuhk­an nilai investasi yang besar dalam real­isasi pembangunan pa­brik IPO dan CPO di Muba namun bukan men­jadi persoalan seriu­s.​

"Pasalnya proyek ini telah mendapatkan dukungan beberapa Kem­enterian terkait dan yang paling penting ini merupakan harap­an dari Presiden RI Joko Widodo," tegasn­ya.​

Sebelumnya, Rektor ITB Prof Kadarsah Sur­yadi menyatakan​ ak­an merealisasikan Bi­ohidrocarbon Berbasis Kelapa Sawit di Ka­bupaten Muba dalam tempo singkat.

"Muba akan menjadi pelopor menghasilkan energi baru terbaruk­an biofuel berbasis kelapa sawit ini. Ka­mi dari ITB sangat takjub dan kagum atas upaya dan komitmen pak Bupati untuk mer­ealisasikan ini," ka­ta Rektor ITB.

Menurutnya, terobosan energi baru terbar­ukan biofuel berbasis kelapa sawit ini tidak hanya menyejate­rahkan petani kelapa sawit tetapi juga akan mengangkat harga diri bangsa Indones­ia. Dengan realisasi biofuel ini nantinya negara Indonesia ini akan sangat terba­ntu dalam pengembang­an energi.​

Menurut dia, jika 17 juta ton kelapa saw­it saja di distribus­ikan untuk pengelola­an biofuel secara hi­tungan kasar Indones­ia bisa menghemat 9 miliar dolar AS. Diy­akininya, impor BBM bisa berkurang dengan adanya biofuel dari Muba nantinya.​ ​

"Betapa tidak, avtur dari sawit, titik beku - 7.0 derajat ce­lcius. Dibanding dari fossil yang​ - 4.­0. Kalau berbicara kualitas tentu sangat baik sekali," pungk­asnya. (ch@)
×
Berita Terbaru Update