Ilustrasi jembatan layang Pagaralam |
PALEMBANG,
SP - Dengan adanya kasus kecelakaan bus Sriwijaya Ekspres
beberapa waktu yang lalu, membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera
Selatan (Sumsel) mengajukan pembangunan jalan layang di Kota Pagaralam menjadi
Proyek Strategis Nasional.
Hal ini diungkapkan Gubernur Sumsel, Herman Deru pada
kegiatan Kaleidoskop Pembangunan Provinsi Sumsel Tahun 2019 yang diadakan di
Griya Agung, Kamis (26/12/2019).
Deru mengatakan, jalan berkelok yang menghubungkan
Pagaralam dan Lahat tersebut sangat berbahaya. "Jalan itu berbahaya dan
perlu upaya pembangunan jalan nasional seperti kelok 9 di Payakumbuh, agar
meminimalisir kecelakaan," katanya.
Atas dasar itulah pihaknya mulai mengajukan kembali
proyek strategis nasional di Pagaralam agar dibangun jalan layang tersebut
sebagai program ke depan.
"Sebenarnya program pembangunan tersebut sudah
diajukan sejak lama. Kalau ini saya pikir gak ada alasan lagi, kita mohon ke
kementerian PU untuk jalur Lematang Indah dan Endikat menjadi program strategis
nasional. dengan jatuhnya korban sudah terlalu banyak, tidak bisa
ditunda," ujar Deru.
Deru mengungkapkan, Lematang Indah lalu jalur Endikat
merupakan wilayah yang rawan karena kontur wilayah di perbukitan, jalan sempit,
kondisi jalanan naik turun. Salah satu solusinya, dirinya yakin pembangunan
jalan layang akan membantu kerawanan yang ada. "Saya pikir pada pertemuan
pertama saya dengan Menteri PUPR awal tahun untuk membahas itu," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub)
Provinsi Sumsel, Nelson Firdaus mengatakan, kondisi disekitar lokasi kecelakaan
sejatinya sudah banyak dipasang rambu lalu lintas bagi pengendara untuk
berhati-hati. Apa lagi kondisi jalan yang berliku dan curam.
"Bisa saja banyak kemungkinan. Seperti sopir itu
kelelahan. Kendaraan jika tidak laik jalan dan tidak memenuhi syarat seharusnya
tidak boleh berangkat. Soal rambu juga sudah sering dihimbau untuk selalu di
lihat," katanya.
Lebih lanjut diungkapkannya, pihaknya kini hanya
menunggu hasil final investigasi yang dilakukan oleh KNKT, untuk diambil
tindakan selanjutnya. Dirinya pun mengatakan untuk bus yang berdomisili di
Sumsel pihaknya memastikan sudah melalui uji kelayakan ramp check.
"Kita tidak mau ambil kesimpulan lebih cepat,
karena ini semua masih dilakukan tahap investigasi. Bus Sriwijaya itu berasa
dari Bengkulu dan bukan dari Sumsel," ungkap Nelson.(lan)