![]() |
| (foto/ist) |
PALEMBANG, SP
– Wali Kota Palembang menargetkan PD Pasar Palembang Jaya bisa merealisasikan
target retribusi pasar Rp12 miliar tahun ini. Namun, hingga akhir tahun ini
capaiannya baru Rp8 miliar dan dipastikan kembali tidak tercapai tahun ini.
Direktur
Utama (Dirut) PD Pasar Palembang Jaya, Abdul Rizal mengatakan, target retribusi
tahun ini tidak akan tercapai. Karena pada Oktober sacapaiannya baru sekitar
Rp8 miliar dari target Rp12 miliar. "Hitungan saya, dalam dua bulan
terakhir bisa dapat Rp1 miliar, jadi tinggal Rp3 miliar lagi," katanya,
Rabu (11/12).
Dengan
demikian dipastikan PD Pasar tidak bisa menyumbang pemasukan kepada Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Rizal mengaku hal itu wajar saja, sebab beberapa tahun ini,
perusahaan plat merah itu juga tidak pernah minta penyertaan modal dari Pemerintah
Kota (Pemkot) Palembang.
"Wajar
saja kami tidak pernah sumbang PAD, karena kita juga tidak pernah minta
penyertaan modal. Contohnya saja seperti SP2J Rp200 juta tahun ini, tapi
penyertaan modalnya Rp20 miliar. Terus PDAM nyumbang
jugo, coba tanya berapa dia minta," jelasnya.
Rizal
mengatakan, target yang masih jauh untuk dicapai itu lantaran banyak pekerjaan
rumah (PR) yang harus dilakukan. Seperti penataan administrasi terkait
pengelolaan pasar, baik swasta maupun pasar milik Pemkot Palembang yang
dikelola pihak ketiga.
Rizal
mengatakan, saat ini banyak pasar yang dikelola oleh koperasi, seperti Pasar
Alang Alang Lebar (AAL) yang dikelola oleh koperasi. Kemudian Pasar 16 Ilir,
Pasar Kuto, Pasar Modern Plaju. “Jadi di zaman Ali Marwan Hanan, koperasi
bangun tempatnya, tanahnya tanah Pemkot dengan sistem Build Operate Transfer
(BOT) 20 tahun. Ini akan kita tata lagi termasuk administrasinya,"
jelasnya.
Saat
ini ada 19 pasar tradisional, diantaranya sudah balik nama, dan baru empat
sertifikat dari Pemkot harus dipercepat. Karena itu masuk dalam penyertaan
modal yang dilaporkan ke BPK setiap tahun. "Penyertaan modal dalam bentuk
bangunan," katanya.
Menurutnya,
pemkot pernah melakukan penyertaan modal pada lima tahun lalu Rp10 miliar.
Hingga saat ini dana tersebut tetap mengendap di rekening. Karena pendapatan
asli PD Pasar sebesar Rp1,2 miliar banyak habis di operasional, seperti gaji,
kegiatan dan penyusutan aset. "Laporan BPK memang ada penyusutan, seperti
bangunan yang seharusnya Rp9 miliar, bisa saja menjadi Rp8 miliar. Akibat apa,
bisa saja karena jelek dan lain hal," ujarnya.
Dari
setiap persoalan itu, Rizal mengaku baru mengetahui ada persoalan tersebut dan
kenapa tidak pernah laba dan terus rugi. "Ternyata jika kita ada
keuntungan Rp600 juta, tapi setelah ada penyusutan jadi rugi. Termasuklah
penyusutan mobil yang masuk dalam penyertaan modal, hal itu berakibat terhadap
pengurangan laba. Jadi kita yang bayar laba itu," terangnya.
Rizal
berencana akan melelang kendaraan yang menyebabkan penyusutan laba. Sehingga
modal atau aset yang dimiliki dapat bertambah lagi. "Apa yang saya anggap
tidak produktif akan kita lelang. Karena jika tidak kita lakukan, maka kita
akan terus nombok. Jadi lebih enak kita lelang dan beli mobil baru,"
ulasnya.
Saat
ini aset yang dimiliki PD Pasar sekarang berkisar Rp146 miliar. Kedepan ini
akan didata ulang, karena jika sudah diukur ulang, akan ada perubahan.
"Harus didata ulang, karena ada surat lama sejak zaman Belanda dan bisa
saja terjadi penyusutan sekitar 100 meter. Makanya akan kita dipatok
ulang," ujarnya. (ara)
