Notification

×

Tag Terpopuler

PD Pasar Sebut Wajar, Jika Selalu Tak Sumbang PAD

Thursday, December 12, 2019 | Thursday, December 12, 2019 WIB Last Updated 2019-12-12T02:43:38Z
(foto/ist)

PALEMBANG, SP – Wali Kota Palembang menargetkan PD Pasar Palembang Jaya bisa merealisasikan target retribusi pasar Rp12 miliar tahun ini. Namun, hingga akhir tahun ini capaiannya baru Rp8 miliar dan dipastikan kembali tidak tercapai tahun ini.

Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Palembang Jaya, Abdul Rizal mengatakan, target retribusi tahun ini tidak akan tercapai. Karena pada Oktober sacapaiannya baru sekitar Rp8 miliar dari target Rp12 miliar. "Hitungan saya, dalam dua bulan terakhir bisa dapat Rp1 miliar, jadi tinggal Rp3 miliar lagi," katanya, Rabu (11/12).

Dengan demikian dipastikan PD Pasar tidak bisa menyumbang pemasukan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Rizal mengaku hal itu wajar saja, sebab beberapa tahun ini, perusahaan plat merah itu juga tidak pernah minta penyertaan modal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

"Wajar saja kami tidak pernah sumbang PAD, karena kita juga tidak pernah minta penyertaan modal. Contohnya saja seperti SP2J Rp200 juta tahun ini, tapi penyertaan modalnya Rp20 miliar. Terus PDAM nyumbang jugo, coba tanya berapa dia minta," jelasnya.

Rizal mengatakan, target yang masih jauh untuk dicapai itu lantaran banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan. Seperti penataan administrasi terkait pengelolaan pasar, baik swasta maupun pasar milik Pemkot Palembang yang dikelola pihak ketiga.

Rizal mengatakan, saat ini banyak pasar yang dikelola oleh koperasi, seperti Pasar Alang Alang Lebar (AAL) yang dikelola oleh koperasi. Kemudian Pasar 16 Ilir, Pasar Kuto, Pasar Modern Plaju. “Jadi di zaman Ali Marwan Hanan, koperasi bangun tempatnya, tanahnya tanah Pemkot dengan sistem Build Operate Transfer (BOT) 20 tahun. Ini akan kita tata lagi termasuk administrasinya," jelasnya.

Saat ini ada 19 pasar tradisional, diantaranya sudah balik nama, dan baru empat sertifikat dari Pemkot harus dipercepat. Karena itu masuk dalam penyertaan modal yang dilaporkan ke BPK setiap tahun. "Penyertaan modal dalam bentuk bangunan," katanya.

Menurutnya, pemkot pernah melakukan penyertaan modal pada lima tahun lalu Rp10 miliar. Hingga saat ini dana tersebut tetap mengendap di rekening. Karena pendapatan asli PD Pasar sebesar Rp1,2 miliar banyak habis di operasional, seperti gaji, kegiatan dan penyusutan aset. "Laporan BPK memang ada penyusutan, seperti bangunan yang seharusnya Rp9 miliar, bisa saja menjadi Rp8 miliar. Akibat apa, bisa saja karena jelek dan lain hal," ujarnya.

Dari setiap persoalan itu, Rizal mengaku baru mengetahui ada persoalan tersebut dan kenapa tidak pernah laba dan terus rugi. "Ternyata jika kita ada keuntungan Rp600 juta, tapi setelah ada penyusutan jadi rugi. Termasuklah penyusutan mobil yang masuk dalam penyertaan modal, hal itu berakibat terhadap pengurangan laba. Jadi kita yang bayar laba itu," terangnya.

Rizal berencana akan melelang kendaraan yang menyebabkan penyusutan laba. Sehingga modal atau aset yang dimiliki dapat bertambah lagi. "Apa yang saya anggap tidak produktif akan kita lelang. Karena jika tidak kita lakukan, maka kita akan terus nombok. Jadi lebih enak kita lelang dan beli mobil baru," ulasnya.

Saat ini aset yang dimiliki PD Pasar sekarang berkisar Rp146 miliar. Kedepan ini akan didata ulang, karena jika sudah diukur ulang, akan ada perubahan. "Harus didata ulang, karena ada surat lama sejak zaman Belanda dan bisa saja terjadi penyusutan sekitar 100 meter. Makanya akan kita dipatok ulang," ujarnya. (ara)

×
Berita Terbaru Update