Notification

×

Tag Terpopuler

Pendapatan Sektor Pariwisata Sumsel Turun 70 Persen

Thursday, March 05, 2020 | Thursday, March 05, 2020 WIB Last Updated 2020-03-05T03:25:43Z

PALEMBANG, SP - Ketua DPD Association of the Indonesian Tours and Travel (Asita) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Anton Wahyudi menyebut, penyebaran wabah virus corona telah berdampak kepada penurunan pendapatan di sektor pariwisata hingga mencapai 60 persen - 70 persen.

Meski demikian menurut dia, belum terdengar ada pengusaha biro perjalanan (travel agent) anggota Asita Sumsel yang akan melakukan PHK karyawan. Akan tetapi menurut dia, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi (PHK karyawan) karena imbas dari virus Corona ini yang menghantam sektor pariwisata.

“Dampak dari virus Corona ini untuk travel agen di palembang, kami akan memanfaatkan insentif dari pemerintah yang memberikan penurunan tiket pesawat hingga 50 persen untuk 10 kota wisata di Indonesia,” kata Anton Wahyudi, ditemui di Kedai Tiga Nyonya, Palembang, Rabu (4/3).

Melalui kebijakan insentif tersebut, Anton berharap masyarakat yang punya keinginan untuk melakukan liburan ke luar negeri, dapat mengalihkan tujuan liburannya ke 10 kota ini. Adapun 10 kota itu yaitu, yakni Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pinang dan Tanjung Pandan.

“Akan tetapi sayangnya untuk Kota Palembang tidak termasuk dalam 10 destinasi wisata yang mendapatkan insentif tersebut, saya harap pemerintah juga bisa menambahkan Kota Palembang untuk mendapatkan insentif untuk potongan harga tiket ke Palembang, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan,” ujarnya.

Diakuinya, pemotongan harga tiket pesawat yang sampai 50 persen, dalam waktu empat hari sejak berlakunya insentif ini, belum mendapat respon yang besar dari masyarakat. Karena baru diumumkan oleh pemerintah dan belum tersosialisasikan dengan baik. 

Karenanya, Anton berharap pihak maskapai dan pemangku kepentingan lainnya, juga turut mempromosikan promo ini, agar masyarakaat banyak yang mengetahui, sehingga minat masyarakat untuk liburan bisa naik kembali. “Masyarakat belum banyak yang tahu, sehingga belum banyak yang melakukan perjalanan, ditambah lagi karena adanya virus Corona ini dan periode saat ini belum termasuk periode liburan,“ kilahnya.

Sementara diakui Anton pula, untuk masyarakat yang liburan ke luar negeri juga mengalami penurunan, masyarakat banyak yang menunda dan me-reschedule rencana perjalanannya, karena banyak yang takut ke luar negeri, terutama ke negara-negara yang terinfeksi virus Corona, seperti China, Jepang dan Korea. “Harapan kita (wabah) virus Corona ini cepat berlalu, sehingga minat masyarakat untuk berpariwisata bisa berjalan baik kembali,” harapnya.

Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Sumsel Welly Gunawan mengatakan, dampak penurunan penjualan paket wisata imbas dari wabah virus Corona ini, tentu berdampak pada operasional perusahaan. 

Meski demikian diakuinya, belum ada satupun pengusaha biro perjalanan di Sumsel yang menjadi anggota Astindo, yang berencana melakukan PHK karyawan. Sebab, sebagian besar keanggotaan Astindo Sumsel merupakan perusahaan biro perjalanan kecil.

“Namun beberapa travel agent besar di Jakarta, sudah mulai melakukan penerapan kerja secara shift, untuk mengurangi biaya operasional, tapi belum sampai pada tahap PHK,” kata Welly Gunawan, dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat whatsapp, Rabu (4/3).

Diakuinya, untuk saat ini hampir semua orang menghindari atau menunda keberangkatan yang bersifat liburan. Astindo Sumsel juga mengalaminya, akan tetapi sebenarnya penurunan ini bukan saja karena adanya virus Corona yang baru terjadi.

“Sejak 2015 – 2019, secara umum penjualan travel agent konvensional menurun hingga 20 persen, akibat serbuan travel agent daring. Kalo kami biro perjalanan konvensional sudah menderita sejak tiga  tahun belakangan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel Herlan Aspiudin mengatakan, untuk penurunan tamu hotel dan resto yang ada di Sumsel, khususnya Kota Palembang diakuinya, saat ini memang terjadi penurunan, meski tidak signifikan seperti Bali. “Kita memang kan jarang kedatangan wisatawan mancanegara, karena tamu kita kebanyakan wisatawan nusantara,” sebutnya. (dkd)
×
Berita Terbaru Update