Notification

×

Tag Terpopuler

Tiga Paslon Muratara Adu Visi dan Misi di Debat Publik

Tuesday, October 27, 2020 | Tuesday, October 27, 2020 WIB Last Updated 2020-10-27T07:44:01Z

Debat publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara)  digelar di Studio TVRI Sumsel Kampus POM IX, Senin (26/10) dengan mengangkat tema wujudkan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat ditengah Pandemi Covid-19.

PALEMBANG, SP
- Debat publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara)  digelar di Studio TVRI Sumsel Kampus POM IX, Senin (26/10) kemarin. Debat ini mengangkat tema wujudkan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat ditengah Pandemi Covid-19. 

Ketiga pasangan calon dimaksud adalah nomor urut 1, pasangan calon (Paslon) Devi Suhartoni - H. A Inayatullah dari jalur partai, pasangan nomor urut 2 Akisropi Ayub - Baikuni Anwar dari jalur independent. Sedangkan nomor urut 3 yakni pasangan Syarif Hidayat -  Surian Sofyan dari jalur partai.

Acara yang dipandu moderator Hj Wenny Ramdiastuti ini menghadirkan tiga panelis. Yakni Prof Dr H Didik Susetyo,SE,M.Si (pakar ekonomi pembangunan yang juga guru besar FE Unsri), Prof Drs HM Sirozi,PhD (guru besar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah) serta Asc.Prof Dr Ardiyan Saptawan,M.Si (pengamat politik Sumsel dan staf pengajar Fisip Unsri).  

Seperti paslon nomor urut dua dari jalur perorangan, H Akisropi Ayub-Baikuni Anwar yang menyebut tingginya angka kemiskinan di Muratara dapat dikurangi dengan sejumlah prorgram.

"Saat ini Muratara menempati peringat ke-17 dengan angka kemiskinan tertinggi di Sumsel dari sebelumnya di peringkat 14. Kami sudah yakinkan masyarakat mereka butuh perubahan," kata Akis saat menyampaikan visi misinya didampingi Calon Wabup, Baikuni.

Sejumlah program untuk perubahan yang ditawarkan Akis-Baikuni diantaranya dengan membuat regulasi terkait pemanfaatan tenaga kerja lokal pada sejumlah perusahaan. Artinya, tenaga kerja lokal harus mendapatkan tempat dan tidak justru cuma menjadi penonton di daerahnya sendiri seperti yang terjadi saat ini. 

"Jika kami dipilih dan dikehendaki masyarakat Muratara kami sudah punya konsep Insya Allah hanya dalam waktu tiga tahun saja sudah akan ada perubahan menuju yang lebih baik," kata Akis.

Paslon nomor urut satu, Devi Suhartoni-KH Inayatullah saat pemaparan visi misinya bertekad menjadikan Muratara Citra Berhidayah. Diantara program yang bakal dilaksanakan apabila memenangkan kontestasi ini akan memprioritaskan pada pembenahan kehidupan keagamaan. 

Selain itu, sang petahana juga berjanji untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta memberikan pelayanan kesehatam secara cuma-cuma kepada masyarakat. 

"Kami juga akan membuka lahan tidur, menggerakkan ekonomi desa melalui beragam program yang pro-rakyat. Serta memberikan bantuan hukum gratis dan tunjangan sosial bagi warga kurang mampu, selain bakal menjalankan roda pemerintahan yang profesional, proporsional dan bebas KKN," kata Devi yang juga sebagai Ketua DPC PDIP Muratara ini.

Paslon nomor urut tiga, HM Syarif Hidayat-H Surian Sofyan yang diberikan kesempatan selanjutnya menyampaikan visi misinya menjadikan Muratara menjadi lebih makmur, aman dan sejahtera. Di kesempatan itu, Syarif tak lupa unjuk keberhasilan yang sudah ditorehkannya selama memimpin Muratara lima tahun terakhir. Diantaranya, soal pembangunan infrastruktur utamanya jalan yang sudah cukup banyak dibangun hingga program listrik masuk desa. Disamping itu, tak lupa Syarif membanggakan beberapa penghargaan tingkat provinsi hingga nasional yang sudah ditorehkan. 

"Kami berupaya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat sekaligus bertekad untuk meningkatkan kesejhteraannya," tegas Syarif yang berlatar belakang sebagai seorang birokrat ini. Dalam debat pertama dengan tema mewujudkan strategi peningkatan ekonomi di masa pandemi Covid-19 bagi masyarakat Muratara.

Panalis Prof Didik yang diberikan kesempatan pertama menanyakan kepada paslon satu Devi-Innaya terkait yang bakal dilakukan untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di Muratara terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. 

Menjawab pertanyaan tersebut Devi-Innaya yang diusung koalisi tiga parpol PDIP, Hanura dan Nasdem ini menyebut akan memanfaatkan sumber daya alam dan tambang yang masih tersimpan di dalam perut bumi Muratara. 

"Seperti saya kasih contoh saat ini ada cadangan batubara yang belum digarap secar optimal. Yang nantinya akan kami datangkan investornya sekaligus akan memberdayakan peran dari tenaga kerja lokal guna menggarap potensi yang ada ini," kata Devi. 

Panelis Prof Sirozi yang bertanya kepada paslon tiga, Syarif- Surian terkait permintaan masyarakat Muratara akan ketersediaan jaringan internet, karena harus diakui saat ini infrastruktur yang mendukung tekhnologi digital di Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Induk Musi Rawas (Mura) ini masih sangat lemah. 

Syarif yang memastikan tahun depan jaringan internet yang mumpuni sudah akan diberikan. Hal ini merujuk pada pembicaraan yang dilakukan antara dirinya selaku Bupati dengan Ditjen Desa Tertinggal Kemendes RI yang menyatakan tahun depan jaringan internet sudah akan masuk ke Muratara. 

"Kami bangga mendapatkan surat dari Kemendes, karena justru dengan predikat sebagai daerah tertinggal kami mendapatkan cukup banyak bantuan dana pusat. Yang Insya Allah akan kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan kesejhteraan masyarakat," sebutnya. 

Panelis terakhir, Associate Prof Dr Ardiyan Saptawan,M.Si yang melayangkan pertanyaan kepada paslon nomor urut dua, Akisropi-Baikuni yang memintakan penjelasan soal strategi paslon ini agar masyarakat Muratara bisa bangkit dari keterpurukan dan kemiskinan. 

Ketua KPU Muratara Agus Maryanto menyampaikan, masuk tahapan debat publik masuk dalam tahapan kampanye, bagaimana program yang diprogramkan untuk kedua Paslon untuk masyarakat Muratara lima tahun kedepan.

"Dalam debat dapat disampaikan oleh 3 paslon untuk masyarakat, sehingga dengan debat ini masyarakat dapat menentukan pilihan dengan berbondong untuk datang ke TPS untuk menentukan pilihan, visi misi yang ditawarkan dapat memberikan pencerdasan kepada masyarakat,"kata Agus.

Sementara itu, debat yang berlangsung tertutup ini sepertinya tak menguntungkan awak media. Saat hendak masuk ke pelataran parkir Stasiun TVRI Sumsel beberapa sebelum debat berakhir, sejumlah awak media tidak diperkenankan masuk oleh petugas keamanan stasiun televisi plat merah tersebut. 

"Maaf kami hanya menjalankan perintah untuk tidak memperkenankan siapun masuk terkecuali petugas keamanan dan timses inti setiap paslon," terang salah seorang petugas. Akibatnya sejumlah awak media yang sejak debat dimulai pada pukul 16.00-18.00 terpaksa menunggu diluar pagar tak kuasa menahan kecewa karena tak satupun paslon maupun pihak KPU Muratara yang dapat diwawancarai. "Sama sekali tidak bisa wawancara padahal dari dalam tadi katanya media diperbolehkan untuk masuk setelah debat. Tapi ini sama sekali tidak boleh," kata AF, salah seorang jurnalis media online.  (dor) 

×
Berita Terbaru Update