Notification

×

Tag Terpopuler

Berawal Dari Bugemm, Antarkan Karya Ilmiah Dellia ke Ajang ESI

Wednesday, September 04, 2019 | Wednesday, September 04, 2019 WIB Last Updated 2019-09-04T09:20:39Z
Berawal Dari Bugemm, Antarkan Karya Ilmiah  Dellia ke Ajang ESI (foto/raf)

PALEMBANG, SP - Tidak pernah dibayangkan oleh darah manis Dellia Fientepani bahwa hasil penelitiannya yang mengasyikkan  bakal diujikan hingga ke ajang Internasional. 

“Ini bermula dari Bugemm, program sekolah yang wajib kami ikuti setiap semesternya mulai dari kelas X. Dalam program ini, kami dibimbing untuk membuat sebuah karya tulis,” kata gadis kelahiran Palembang 18 Oktober  ini.

Ia juga mengaku tidak percaya diri dengan karyanya, namun berkat motivasi dari guru pembimbing akhirnya ia memutuskan untuk maju. Alhamdulillah,  karyanya diperhitungkan dan berhasil lolos seleksi dalam Expo Sciences International (ESI) 2019 yang diselenggarakan Kementerian Urusan Kepresidenan Uni Emirat Arab.

Dellia menuturkan, ide penelitiannyanya berawal ketika ia melihat daun cucur bebek yang banyak tumbuh di daerahnya dan berpikir kalau daun cucur bebek ini memiliki karakteristik yang sama dengan lidah buaya yang telah dikenal bisa menyembuhkan luka. 

"Kemudian saya memiliki inisiatif membandingkan efektifitas penyembuh luka dua jenis tanaman itu menggunakan media tikus. Penelitian yang semula hanya untuk menyelesaikan tugas Bugemm perdananya saat kelas X ini ternyata gak nyangka bisa berlanjut hingga kompetisi internasional," kata cewek yang bercita-cita ingin jadi dokter bedah ini.

Dari pengalamannya ini, Dellia mengingatkan kepada adik-adik kelasnya yang sedang berjibaku menyelesaikan karya Bugemm untuk serius menyelesaikan tugas dan jangan putus asa. Bugemm bagi Delia sangat bermanfaat dalam membiasakan menulis karya ilmiah dan meneliti. “Adik-adik nanti akan merasakan sendiri manfaatnya. Jangan dijadikan beban, jadikan sebuah proses pembelajaran yang punya beribu manfaat. Bugemm bukan beban, Bugemm itu jalan menuju kesuksesan,” kata putrid dari papsangan Yusmardani dan Rukiah ini.

Guru pembimbing Dellia, Widya Grantina SPd MT menganggap penelitian anak didiknya ini terbilang unik walau tampak sederhana. Oleh karenanya ia memilih penelitian ini untuk diikutkan dalam lomba peneliti belia secara bertahap dari tingkat kota, provinsi hingga regional. Beberapa bulan lalu, panitia Center Young Scientists (CYS) memanggil Delia untuk merevisi dan melanjutkan tahapan lombanya. “Jadi, prosesnya sudah cukup lama,” ujar Widya.

Widya juga menjelaskan, selain program Bugemm yang memotivasi anak didik untuk meneliti, di SMAN17 Palembang juga terdapat ekstrakurikuler khusus yang memfasilitasi peserta didik yang gemar membuat karya ilmiah yaitu Kirana 17. Di sini peserta didik dibimbing lebih mendalam bagaimana membuat karya tulis yang baik. “Mereka juga termotivasi oleh kakak-kakak kelasnya yang lebih dulu memenangi lomba dalam berbagai level,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 17 Palembang, Dr Parmin SPd MM mengatakan sekolah memfasilitasi peserta didik yang memiliki bakat di berbagai bidang, termasuk dalam penelitian ilmiah. Program unggulan sekolah seperti Bugemm terbukti efektif membimbing dan memotivasi siswa untuk berkarya. “Mereka juga berkesempatan menguji karyanya hingga level internasional, prestasi ini akan terus kita dorong agar terus berkarya melalui hasil penelitian mereka, ” tutupnya (Raf)

×
Berita Terbaru Update