![]() |
Kepala DPKPB Kota Palembang Decky Lenggardi (foto/net) |
PALEMBANG, SP - Musim
kemarau rentan terjadi kebakaran terutama di wilayah padat penduduk.
Berdasarkan catatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
(DPKPB) Kota Palembang, 35 kasus kebakaran disebabkan oleh kelalaian
masyarakat dan juga konsleting listrik.
Kepala
DPKPB Kota Palembang Decky Lenggardi mengatakan, rentan terjadi
kebakaran di kawasan padat penduduk penyebabnya didominasi oleh
kelalaian manusia juga konsleting listrik atau arus pendek karena secara
sembarang memasang jaringan kabel tanpa sepengetahuan PLN.
"Pada
umumnya 35 kasus karena arus pendek, kelalaian manusia seperti lupa
mematikan setrika, kompor. Kemudian tidak memenuhi standarisasi PLN
tanpa tahu bahayanya," katanya, Kamis (19/9/2019).
Dikatakannya,
maka perlu adanya kesepemahaman dengan masyarakat untuk menghindari
kebarakaran yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sebab, sejak masuk
musim kemarau ini, grafik kasus kebakaran yang ditangani oleh DPKPB
cukup tinggi.
"Selain
itu kebakaran lahan yang sering terjadi juga di area perbatasan
Palembang, seperti di daerah Alang-Alang Lebar (AAL), itu langsung kita
padamkan," katanya.
Untuk
lebih mempermudah jangkauan saat terjadi kebakaran maka, DPKPB
menyediakan tujuh post pemadam kebakaran, Post Alang - Alang Lebar
(AAL), Sako, Gandus, Merdeka, Benteng Kuto Besak (BKB), SU 1 dan SU 2.
Dia mengatakan, kebanyakan musibah kebakaran terjadi di daerah pemukiman
padat penduduk, seperti yang baru-baru ini terjadi di kawasan Seberang
Ulu.
"Masing-masung
pos disiapkan armada sekitar tiga armada. Termasuk di daerah perairan
kita siapkan 2 speedboat damkar. Di dalam pos tersebut kami
memperlakukan sistem kerja sift untuk penjaga sehingga selalu siap siaga
selama 24 jam," tukasnya. (Ara)