OKI, SP - Nasib kawasan wisata Teluk Gelam kian mengenaskan. Ruang publik
pesiar kebanggaan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir tersebut kini
kian terlantar saja. Ratusan juta telah digelontorkan pemerintah
setempat demi pembangunan fasilitas baru ternyata tetap tak mampu
menarik perhatian publik me
Disisi
lainnya, menggairahkan kembali kawasan wisata justru memicu sentimen
negatif dari sebagian publik. Berbagai kalangan justru menilai,
pembangunan setengah hati tanpa perencanaan matang merupakan indikasi
pembiaran asalkan proyek berjalan.
Terlebih
lagi, sedikitnya 6 unit rumah knock down yang dulunya digunakan sebagai
perumahan atlet dan Pondok Sky Air di Kawasan Wisata Danau Teluk Gelam
ludes dilalap si jago merah, Minggu (15/12) kemarin malam, menambah
carut-marut kawasan yang terkenal dengan pesona danau pasca ditinggal PT
Eljhon sebagai pengelola kawasan tersebut.
Kepala
Dinas Pol PP dan Damkar, Alexander Bustomi melalui Kabid Damkar Syawal
Harahap mengungkapkan, api mulai membesar sekitar pukul 18.30 WIB dan
berhasil dijinakkan sekitar pukul 21.10 WIB dengan mengerahkan 3 unit
mobil pemadam dan dibantu polisi serta warga sekitar,
“Tidak
ada korban jiwa dari kejadian ini. Sedangkan kerugian akibat peristiwa
ini belum dapat dipastikan. Petugas kepolisian tengah melakukan
penyelidikan dengan memasang garis polisi disekitar tempat kejadian,"
terangnya Senin (16/12/2019).
Terkait
kebakaran ini sendiri, Kapolres OKI AKBP Donni Eka Saputra melalui
Kasubbag Humas Iptu Iryansyah membantah tudingan insiden amukan jago
merah merupakan upaya sabotase. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
pihaknya, kebakaran tersebut disebabkan api yang menjalar dari semak
belukar disaat bangunan eks atlit tersebut hendak dilakukan pembersihan,
"Dari
hasil pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan interogasi
terhadap para saksi, bahwa api berasal dari semak belukar di sekitar
rumah tersebut yang sedang dibersihkan," jelasnya
Asumsi
kepolisian justru dinilai berbeda, menurut LSM Gerakan Anti Suap Anti
Korupsi (Gasak) OKI Iwan Gondrong mensinyalir adanya upaya sabotase dari
pihak tertentu yang diuntungkan dalam peristiwa ini.
Dugaannya
tentu saja beralasan, dengan melihat kronologis kejadian, menurut Iwan,
sejumlah kejanggalan mencuat diantaranya keberadaan antar bangunan
relatif berjauhan. Dengan jarak tersebut, menurutnya mustahil api
menjangkau 6 unit bangunan hingga tandas,
"Kami
menduga ada sabotase dibalik kebakaran tersebut. “Bayangkan sebanyak 6
rumah knockdown yang jaraknya berjauhan bisa terbakar inikan aneh.
Kepolisian tentunya harus mengusut kemungkinan tersebut," tandasnya. (RB)