![]() |
| Kasubdit 1 Induksi, AKBP Ricat B Pakpahan Menunjukkan Barang Bukti Mie Berformalin, (foto/cr2) |
- Perhari
di Kota Palembang 2,4 Ton
PALEMBANG, SP - Mie basah berformalin
beredar di Kota Palembang sejak tahun 2015 lalu, distribusi wilayah Kota
Palembang perhari sekitar 2,4 ton dengan omzet sekitar Rp 13 juta perhari.
Hal ini terungkap ketika Polda
Sumsel menggelar pres release, Selasa, (10/12), bersama barang bukti mie
berformalin. Atas tangkapannya pada, Rabu, (04/12). Disebuah pabrik mie basah di
Jalan Putri Rambut Selako Lorong Jadida Kecamatan IB 1 Palembang. Saat
bersamaan juga dilakukan penangkapan terhadap pemilik pabrik mie basah, Frengky
di Jalan Mayor Ruslan Kecamatan Ilir Timur II.
Direktur Reskrimsus Polda Sumsel,
Kombes Pol Zulkarnain, didampingi, Kasubdit 1 Indagsi, AKBP Richard B Pakpahan,
mengatakan, berawal dari laporan masyarakat atau konsumen yang merasa mie basah
buatan pabrik tersebut tidak mudah basi dan berjamur. Pihaknya langsung
bergerak untuk pengecekan pembuatan mie basah berformalin tersebut, saat masuk
ke areal pabrik pembuatan mie basah sudah rampung bahkan sudah didistribusikan
Sehingga, pihaknya melakukan penggeledahan untuk mencari barang bukti berupa
formalin.
Hasil tes yang dilakukan, mie basah yang
mengandung formalin akan berubah warna menjadi ungu jadi mie tersebut positif
menggunakan formalin.
Pihaknya, berhasil mengamankan
barang bukti 4 Aqua galon kosong, bahan pengawet, satu mobil pick up mie basah
yang sudah mengandung formalin sebanyak 2,4 ton.
“Pabrik mie ini mulai beroperasi
tahun 2015. Dalam sehari, untuk wilayah Palembang saja di distribusikan 2.4 ton
mie basah berformalin. Dalam setiap kilogramnya, dijual Rp 5.500. jadi untuk
Palembang saja itu ia bisa menjual Rp 13 juta dalam sehari”, kata Zulkarnain
saat pres release, Selasa, (10/12).
Barang Bukti, (BB) tersebut,
lanjutnya, langsung dilakukan pemusnahan, Pasal yang dikenakan Pasal 136 huruf
b undang- undang RI Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan Jo Pasal 8 ayat (1)
Permenkes Nomor 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan. Ancaman 5 tahun
penjara. “Pelaku terancam hukuman 5 tahun penjara”, ujarnya.
Frengky pemilik pabrik mie basah
berformalin, mengakui perbuatannya bahkan kalau ada pesanan akan lebih banyak
membuat mie basah, apalagi menjelang bulan Ramadhan, pesanan akan lebih banyak
lagi terutama dari daerah. Awalnya, pembuatan masih dalam tahap aman tapi mie
tersebut gampang basi, akhirnya, berinisiatif menambahkan formalin, biasanya
aktifitas dilakukan malam hari.
“Kalau kita sudah langganan biasa nya pesanan
melalui telepon, jadi kami buat sesuai pesanan. Di daerah biasanya lebih banyak
pesanan”, katanya singkat.(Cr2)
