![]() |
PALEMBANG, SP -
Masalah penanganan sampah di Kota Palembang masih menjadi persoalan.
Pasalnya, total sampah di perkotaan
sudah mencapai ribuan ton per harinya. Sehingga dinilai pengelolaan secara
terpadu dan berkonsep daur ulang dinilai Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang
jadi solusi saat ini.
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan,
Pemkot Palembang saat ini tengah fokus memperbanyak tempat pengelolaan sampah
terpadu berkonsep daur ulang atau reduce, reuse dan recycle (3R). Metode ini
akan sangat baik untuk menekan kuantitas sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) tanpa dimanfaatkan.
"Jumlah sampah setiap harinya di Palembang 1.200 ton,
dari seluruhnya ini 70 persen menumpuk tanpa dikelola," katanya, Kamis
(9/1).
Jumlah sampah di Kota Palembang dihitung pihaknya
berdasarkan jumlah penduduk dikali dengan jumlah produksi sampah yang
dihasilkan setiap orang. Jika satu orang penduduk di kota Palembang
menghasilkan sekitar 0,7 sampai 0,8 ons sampah dikalikan 1,7 juta sampai 1,8
juta jiwa penduduk, maka jumlah sampah per harinya mencapai 1.200 ton sampai
1.300 ton.
Fitrianti mengatakan, dari total sampah yang dihasilkan ini,
kemudian Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mengangkutnya dari Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) ke TPA. Pengelolaan sampah secara 3R itu saat ini sudah
disediakan medianya di kelurahan melalui bank sampah.
"Saat ini ada 13 TPS Terpadu yang kedepannya bisa
digunakan untuk memilah sampah, meski belum seluruh kelurahan disiapkan, tetapi
ini akan jadi solusi," katanya.
Dengan adanya TPS Terpadu 3R ini, sampah organik bisa
digunakan untuk membuat pupuk dan sampah unorganik bisa diolah menjadi bahan
bakar dengan diolah menggunakan mesin pirolisi. Metode ini seperti yang sudah
diterapkan di Kalidoni.
"Dari 1.200 ton itu 70 persen adalah sampah plastik
yang sulita terurai hingga bertahun-tahun lamanya. Sehingga jika tidak diolah
akan menjadi masalah besar," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota
Palembang Alex Fernandus mengatakan, persoalan sampah yang sulit diurai dan
terus menjadi perbincangan, akan diatasi dengan incenelator. Saat ini pemenang
tender dari China yang akan mengerjakan proyek incenelator.
"Karena incenelator butuh 1000 ton sampah perhari, maka
jumlah sampah Palembang akan memenuhi kebutuhan sampah incenelator,"
jelasnya. (ara)