Notification

×

Tag Terpopuler

Dampak Virus Corona, Karet Sumsel Anjlok

Wednesday, February 12, 2020 | Wednesday, February 12, 2020 WIB Last Updated 2020-02-12T04:35:42Z

PALEMBANG, SP -  Mewabahnya virus Corona di China membuat ekspor karet Sumatera Selatan (Sumsel) anjlok.

Ketua Gabungan pengusaha karet (Gapkindo) Sumatera Selatan Alex K Edy mengatakan, sebelum merebaknya virus corona, tiap tahun memang terjadi penuruan ekspor karet karena China libut hari raya Imlek 5 hari dan sudah diantisipasi para eksportir.

Tapi karena adanya wabah ini libur diperpanjang hingga 10 hari, pabrik tidak operasional, perusahaan ban tidak produksi karena seluruh karyawan dikarantina yang menbuat pengaruh kepasar. Ketika pasar buka langsung anjlok.

Ia menambahkan, penurunan ekspor ini memberikan pengaruh terhadap daya beli perusahaan kepada petani juga mengalami penurunan.

“Harga karet kemarin sempat naik di 1.5 USD perkilogram, tapi saat ini kembali turun di 1.3 USD perkilogram,” jelas Alex ketija diwawancarai via telepon, Selasa (11/02).

Diakuinya, sebagai negara tujuan ekspor terbesar, kondisi China saat ini memberikan pengaruh besar terhadap ekspor Indonesia terutama Sumsel.

Menyikapi kondisi ini dan untuk menjaga stabilitas petani dan pegusahaan karet, saat ini Gapkindo mulai berkoordonasi dengan pemerintah untuk meningkatmab ekspor kebeberapa negara tujuan ekspor lainya seperti Negara Amerika dan India yang juga menjadi pangsa pasar terbesar untuk ekspor karet Indonesia.

Diakuinya daya beli karet tertinggi masih ekspor keluar dibanding dalam negeri, daya beli karet dalam negeri hanya 600 ribu ton pertahun, sedangkan eskpor karet dalam satu tahun mencapau 1 juta ton dnegan ekspor terbesar ke China.

“Kita saat ini tidak boleh terpaku pada satu negera tujuan ekspor saja, tapi sudah mulai mengalihkan kerjasama dengan negara lain,untuk tetap menjaga stabilitas harga karet,”katanya seperti dikutip dari Detiksumsel.com

Saat ini pihaknya akan terus melakukan koordinasi agar petani karet, pabrik karet yang ada bisa tetap berjalan.

Karena ketika pasar anjlok seperti saat ini petani yang merasakan dampak langsung dari penurunan harga karet.

Ia menambahkan, dalam satu tahun pabrik karet yang ada diPalembang saat ini membutukan lebih kurang 1.5 juta sampai 1.7 juta ton karet. Sedangkan petani sampai saat ini hanya mampu memenuhi 1,2 juta ton pertahun.

Sebagai ketua Gapkindo ia meminta agar pemerintah mulai melakukan hililisasi karet agar kita tidak tergantung dengan negara tujuan ekspor, apalagi saat ini tidak hanya Indonesia yang memiliki perkebuna  karet, tapi beberapa negara seperti thailan, Vietnam dan Malaysia juga memiliki perkebunan karet yang menjadi saingan ekspor. (net)

×
Berita Terbaru Update