![]() |
- Belum Bisa Tes Massal
PALEMBANG, SP – Upaya antisipasi dan pencegahan penularan Corona Virus Diseases (Covid-19) dilakukan beberapa kota dengan cara tes secara massal. Namun, di Palembang belum dapat dilakukan lantaran alat rapid tes yang terbatas.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, dr Ayus Astoni mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terus melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19 meskipun dengan segala keterbatasan.
"Beberapa hari yang lalu, kita sudah menerima bantuan dari pusat melalui Promprov Sumatera Selatan (Sumsel) berupa 1 Alat Pelindung Diri (APD) untuk RSMH dan 1 untuk RSUD Siti Fatimah, dan kemudian 8 kotak rapid tes," katanya, Sabtu (29/3/2020).
Dijelaskannya, total alat rapid tes tersebut berisi 160 yang akan dipergunakan untuk tes Covid-19 bagi Orang Dalam Pengawasan (ODP). Sementara itu, untuk tes massal belum dapat dilakukan karena alat tes yang tidak banyak. pihaknya memaksimalkan alat yang tersedia tersebut.
"Belum bisa tes massal, hanya untuk ODP dan jikapun ada orang pemerintahan yang sebelumnya telah berinteraksi dengan banyak orang dan harus diperiksa, maka kita periksa," katanya.
Menurut Ayus, alat rapid tes tersebut bisa langsung bekerja dan menunjukkan hasil pemeriksaan positif atau negatif Covid-19 hanya dalam waktu 15 menit.
"Sementara untuk spesimen yang diambil yaitu apus atau sekaan dari saluran nasofaring (bagian atas tenggorokan) dan orofaring (tenggorokan) itu tetap diperiksa di Badan Litbang Kementerian Kesehatan, Jakarta," katanya.
Ayus mengatakan, belum didapatnya APD ini bukan lantaran tidak ada anggarannya. Ia memastikan pengalihan anggaran untuk Covid-19 dilakukan. Hanya saja, ketersediaan barang yang minim dan ini dialami seluruh kota di Indonesia.
"APD ini sangat mendesak, kita sudah pesan tapi kita belum tahu besok atau lusa datangnya, kita sudah alokasikan untuk 41 puskesmas dan setiap puskesmas dapat 7 APD yang lengkap. APD yang dipunyai sekarang itu kita membuat sendiri untuk sementara," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan data hingga 28 Maret, jumlah kasus ODP di Palembang ada 211 orang dan antaranya selesai pemantauan selama 14 hari dan sehat ada 95 orang dan masih dalam pemanatauan ada 116 orang. Sementara Pasien Dalam Pengawasan ada 8 orang diantaranya dinyatakan negatif 2 orang, dalam pemeriksaan 5 orang, positif 1 dan meninggal 1 orang.
Ia mengatakan, masyarakat sebaiknya tidak mudah menerima begitu saja berita yang belum pasti kebenarannya. Banyak orang menjadi khawatir karena berita hoaks dan menimbukan kekhawatiran yang berlebih.
"Nah untuk di Sukarame itu sebelumnya dikabarkan daerah paling rawan, itu tidak lagi. Ada 16 orang dilakukan pemantauan, semuanya sehat dan ODP di Sukarame tinggal 2 orang sampai saat ini dalam keadaan sehat," katanya. (Ara)
