Tampak Jemuran Kopi Yang Memakan Lebih Separuh Badan Jalan. Ini Sangat Membahayakan Pengendara Roda Dua Maupun Roda Empat |
"Himbauan sudah saya sampaikan lewat camat, tapi entah mengapa masih ada masyarakat yang menjemur kopi di jalan,"katanya, ketika ditemui kemarin (23/6) di Pagaralam.
Alpian mengatakan pihaknya akan terus memberi pengertian kepada masyarakat agar tidak menjemur kopi di jalan, karena selain mengancam keselamatan pengguna jalan, juga tidak enak dipandang.
Ketika ditanya soal mutu kopi yang dijemur di jalan yang sedikit turun, Alpian memperkirakan mutu kopi tidak akan terpengaruh meski dijemur di jalan, kecuali kalau dilindas oleh mobil."Mungkin tidak begitu mempengaruhi cita rasa, beda kalau dilindas kendaraan." ujarnya
Sementara Wati, petani kopi di Pagaraalam mengatakan pihaknya terpaksa menjemur kopi di jalan karena didesak kebutuhan. "Kalau dijemur gelondongan bermedian terpal perlu waktu seminggu untuk kering. Sementara kalau dijemur di jalan cukup tiga hari sudah kering," ujar Wati, Selasa (23/06).
Diakuinya, harga jual kopi yang dijemur di jalan sedikit lebih murah, terdapat selisih Rp 1000 dalam setiap kilogramnya.
“Tetapi karena dikejar kebutuhan ya mau apalagi.Demi kebutuhan rumah tangga.dan biaya sekolah anak suka tidak suka harus kering cepat," ujarnya. (Repi)