Notification

×

Tag Terpopuler

Juni Sumsel Masuk Musim Kemarau, BMKG Ingatkan Suhu Udara Meningkatkan

Thursday, May 08, 2025 | Thursday, May 08, 2025 WIB Last Updated 2025-05-08T05:30:16Z

Ilustrasi 

PALEMBANG, SP - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) membenarkan Sumsel suhu panas meningkatkan beberapa waktu belakangan ini.


Kepala BMKG Sumsel Wandayantolis menyebut hal ini lantaran bulan Mei merupakan penghujung musim hujan di Sumsel sebelum wilayah ini secara bertahap memasuki musim kemarau pada Juni 2025.


"Saat ini, wilayah Sumsel sedang berada dalam masa pancaroba, yaitu masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau," katanya.


Fase pancaroba biasanya diikuti dengan peningkatan suhu udara harian. Ini adalah puncak suhu udara maksimum pertama dalam setahun (puncak kedua terjadi sekitar akhir September-Oktober), yang terkait dengan pelepasan panas dari daratan dan lautan setelah matahari bergerak semu melintasi wilayah Sumsel.


"Selama masa ini, jeda hujan akan memanjang menjadi 3-6 Hari Tanpa Hujan (HTH), aat HTH terjadi, suhu udara akan terasa lebih menyengat," jelasnya.


Ia menambahkan, akumulasi dari pelepasan panas yang tersebut di atas, dan juga karena turunnya kelembaban udara (lebih sedikit uap air untuk menyerap dan memantulkan panas. 


"Juga minimnya pembentukan awan yang biasanya melindungi dari radiasi matahari langsung," katanya.


Kondisi terkini iklim Sumsel curah hujan pada dasarian III April 2025 menunjukkan kondisi yang beragam, yakni Kategori Menengah (51–150 mm): sebagian besar wilayah Sumsel. Kategori Tinggi (151–300 mm): sebagian kecil Lahat, Muara Enim bagian barat, dan OKU Selatan bagian utara.


Kategori Rendah (<50 mm): Musi Banyuasin, Banyuasin bagian selatan, Palembang, Ogan Ilir, Prabumulih, sebagian Muara Enim, OKI bagian selatan, OKU Timur, OKU bagian timur, OKU Selatan bagian barat, sebagian kecil Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, sebagian Lubuk Linggau, dan Musi Rawas.


Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani mengatakan, Sumsel mendekati kemarau terlihat dari monsun Australia yang mulai aktif di wilayah Indonesia. Ketersediaan uap air di atmosfer mulai berkurang. Dengan kondisi ini juga sudah mulai terjadi pertumbuhan awan hujan yang semakin minim. 


Menurunnya curah hujan yang turun juga mengurangi efek hujan sebagai penyejuk udara saat ini. Tutupan awan berkurang menjadikan pancaran radiasi matahari semakin banyak di permukaan. 


"Semua faktor ini menyebabkan suhu udara di siang hari cukup panas dan terasa kurang nyaman bagi masyarakat. Dari pengamatan cuaca di BMKG SMB II Palembang dari awal Mei tercatat suhu maksimum rata-rata di siang hari sekitar 33 - 34 derajat celsius," jelasnya. (Ara)

×
Berita Terbaru Update