- Dihadiri Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn
PALEMBANG, SP - Acara pengukuhan Sumbay Mangku Anom yang berlangsung, Sabtu (29/8), di Dusun Tanjungpasai, Kelurahan Rebahtinggi, Kecamatan Dempo Utara, kota Pagaralam berlangsung meriah.
Kegiatan adat ini diselenggarakan masyarakat Dusun Tanjung Pasai dengan FKS Njadikah Jagad selaku pendamping.
Meriah, karena di selang acara formal pengukuhan Harmansyah sebagai Jurai Tue Sumbay Mangku Anom, ditampilkan atraksi kesenian seperti guritan, pencak silat dan tari kebagh baik yang dimainkan para gadis, juga sempat dimainkan kaum berusia lanjut yaitu ibu Ruminah berumur 96 tahun dan ibu Fatimah berumur 80 tahun.
Acara yang juga digagas dan direalisasikan penggiat budaya Tado Basri, Bijak Pulon, Agustian Basrun, dkk tersebut selain dihadiri perwakilan lima Sumbay lainnya juga disaksikan rombongan para pangeran dari Kesultanan Palembang Darussalam di bawah pimpinan langsung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn.
Sebelumnya Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn sempat mengikuti prosesi acara adat penobatan pengalihan Jurai Tue Mangku Anom dari ayah ke anak yaitu Jurai Tue Sumbay Mangku Anom yang baru dikukuhkan yaitu Hermansyah.
Tambah meriah, karena pada acara yang disaksikan seluruh warga dusun itu ada juga acara pantauan, ramah-tamah dan foto bareng yang melibatkan hampir seluruh warga Dusun Tanjung Pasai.
Dengan telah dikukuhkannya Sumbay Mangku Anom ini maka Jurai Tue Mangku Anom Hermansyah telah menyampaikan maklumat yang berisi pernyataan dan ajakan kembali bagi semua keturunan Sumbay Mangku Anon untuk kembali bersatu.
"Maklumat yang kami sampaikan yaitu, mengukuhkan, menguatkan, menyatukan, mengeratkan, menegakkan dan mengeratkan kembali Sumbay Mangku Anom
Dalam kesempatan tersebut, Hermansyah juga mendapatkan cindramata badong ikat pinggang dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn.
Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diraja SH Mkn mengaku sengaja datang dari Palembang ke Pagaralam menghadiri acara ini.
“ Mudah-mudahan kita disini bersama dengan komunitas, saya juga membawa komunitas Jeep, Kobar 9, jadi sini komunitas akan bersama-sama dengan kita kedepan bagaimana membangkitkan budaya dan meningkatkan pariwisata di kota Pagaralam,” katanya.
Sebelumnya, Forum Keserasian Sosial Njadikah Jagad Kota Pagaralam yang berisi para pemuda Pagaralam yang peduli akan kebudayaan asli Besemah atau Pagaralam
Langka awal forum ini yaitu dengan menggelar kegiatan pengukuhan Sumbay Mangku Anom yang biasa disebut sebagai sebagai sumbay pondasi pemersatu budaya di Besemah.
Sumbay itu sendiri adalah kesatuan masyarakat berdasarkan Geneologis masyarakat di Pagaralam atau Besemah.
Pengukuhan Sumbay Mangku Anom
Sebelum melakukan pengukuhan Sumbay Mangku Anom, para Jurai Tue akan melakukan berbagai prosesi yang memang harus dialui seperti ziarah ke makan Puyang (Nenek Moyang) Tatahan yang merupakan puyang dari Sumbay Mangku Anom.
Ketua Forum Keserasian Sosial Njadikah Jagad, Harumin Tado mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal atau Gong Awal dalam membangkitkan lagi budaya dan tatahan pemerintahan Besemah.
"Ini adalah prosesi awal untuk kegiatan pengukuhan Sumbay Mangku Anom.
Selain Sumbay Mangku Anom ada lima Sumbay lainnya yaitu, Sumbay Ulu Rurah, Sumbay Tanjung Raye dan Sumbay Besak.
"Empat Sumbay disebut sebagai Lampik Empat. Sedangkan ada dua Sumbay lain yaitu Sumbay Penjalang dan Sumbay Semidang yang disebut sebagai Merdike Due," katanya.
Lampik empat merdike due ini adalah sistem demokrasi di Bumi Besemah yang menjadi wadah bermusyawarah sebelum mengambil keputusan-keputusan strategis atau besar.
"Nantinya tujuan kita yaitu kembali mengukuhkan semua Sumbay yang ada di Pagaralam agar nanti mereka bisa kembali bermusyawarah dengan sistem Lampik Empat Merdike
Menurut Vebri Al Lintani, penggiat budaya Sumsel yang juga Direktur Komunitas Batang Hari Sembilan (Kobar-9) menilai acara seperti ini lebih bagus lagi kalau dilakukan juga di dusun-dusun lain di seluruh Kota Pagaralam, untuk menyempurnakan Pagaralam sebagai daerah tujuan wisata andalan di Sumatera Selatan ini.
Dia melihat Basemah adalah negeri yang otonom dengan wilayah Kesultanan Palembang Darussalam saat itu , tidak dibebankan membayar upeti kepada Kesultanan Palembang Darussalam tetapi selalu datang ke Palembang.
“Jadi hubungan kekerabatan inilah antara Basemah dengan Kesultanan Palembang Darussalam terus dijalin sampai terakhir Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan ke Ternate, perlawanan terhadap kolonial Belanda masih berlangsung dan berapi-api disini di Basemah, di Lahat kita kenal tokoh Tiang Alam yang terus menerus di cari oleh Belanda, itu kesetiaan masyarakat Basemah dengan Kesultanan Palembang Darussalam,” katanya.
Sedangkan pelaku dan pemerhati wisata Basemah , Mario Andramatik mengajak masyarakat untuk mengembangkan dan memajukan pariwisata di Pagaralam dan melibatkan pentahelik pariwisata yaitu akademisi, pengusaha, pemerintah, komunitas dan media. (DOR)