Notification

×

Tag Terpopuler

Pembangunan Sumsel Harus Berorientasi Pendekatan Lanskap

Tuesday, March 24, 2020 | Tuesday, March 24, 2020 WIB Last Updated 2020-03-24T02:18:18Z
Salah satu tim binaan Proyek KELOLA Sendang yang dilakukan di Sumsel dalam mendukung pembangunan dengan pendekatan lanskap. (foto:Ist)
PALEMBANG, SP – Implementasi Masterplan KELOLA Sendang dalam mewujudkan Provinsi Sumsel dalam pembangunan hijau telah dilakukan sejak 4 tahun terakhir dengan tiga penerapan modal area.  Area Model ini meliputi Kawasan Penyangga Taman Nasional Sembilang di Kecamatan Banyuasin II dan Kecamatan Karang Agung Ilir di Kabupaten Banyuasin. 

Direktur Proyek KELOLA Sendang, Prof Damayanti Buchori mengataan, berbagai kegiatan strategis telah dilakukan pihak bersama sejumlah konsersium di Provinsi Sumsel. 

Kegiatan kemitraan yang dikembangkan di area model ini diantaranya adalah rehabilitasi ekosistem mangrove, pembentukan koperasi di Dusun Sembilang, pengelolaan sampah, pemanenan air hujan, pengembangan kopra putih, agroekologi, pengembangan Kawasan eko-eduwisata dan pengembangan rumah budaya.  

“Selain kegiatan terkait dengan pengembangan Pokja Pembangunan Hijau dan Area Model, Konsorsium KELOLA Sendang, Banyuasin Elektronik Tata Ruang Wilayah (BETUAH) merupakan system yang di bangun oleh KELOLA Sendang,” ungkapnya. 

Selain itu, ungkapnya, model pengelolaan konflik manusia-satwa liar juga dikembangkan di Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin. Beberapa konflik manusia-satwa liar dicatat dan dikurangi. 

Berdasarkan laporan KS, konflik manusia-satwa liar di Kabupaten Musi Banyuasin: 15 konflik manusia-satwa liar (1 kasus konflik babi hutan-manusia; 2 kasus konflik manusia-beruang; 1 kasus konflik manusia-buaya; 7 kasus konflik manusia-gajah; 3 kasus konflik manusia-harimau; dan 1 kasus kasus konflik buaya/false gharialmanusia). 

“KELOLA Sendang melakukan proses fasilitasi pembentukan Sitarum (Sistem Penataan Ruang Musi Banyuasin) dan telah melakukan rapat perencanaan kerja dengan masing-masing Dinas terkait untuk pengembangan portal informasi ini,” terangnya.

Prof Damayanti Buchori selaku project Director mewakili seluruh tim Proyek KELOLA Sendang, menyampaikan, apresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin dan pihak-pihak terkait lainnya atas kerja sama yang sangat baik, selama hampir 4 tahun KELOLA Sendang bekerja dan berupaya mendukung pemerintah. 

“Kami berharap hasil yang didapatkan oleh KELOLA Sendang bersama mitra konsorsium dan pelaksana proyek lainnya dapat menjadi landasan yang strategis dan tepat sasaran untuk dapat mewujudkan pembangunan hijau di Sumatera Selatan,” terangnya.

Prof Damayanti Buchori juga menekan, pembelajaran yang didapatkan dari KELOLA Sendang, menjadi life learning bagi masing-masing personal, dengan mimpi yang di bangun bersama untuk mengumpulkan yang terserak dan menyelamatkan yang tersisa menjadi titik focus yang utama untuk meletakan pentingnya pengelolaan lanskap terpadu dengan berbagai kepentingan yang ada. 

“Pendekatan lanskap yang sudah di arus utamakan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan baik di provinsi maupun di kabupaten diharapkan dapat terus di lanjutkan. Sehingga akan dapat dan terus terwujud sinergi yang baik untuk menyelaraskan seluruh kepentingan dan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian alam dan lingkungan,” paparnya. (Kar)
×
Berita Terbaru Update